Suasana
kelas bersama dosen tersebut tidak seperti biasanya dan sangat berbeda dengan
perjumpaan kami sebelumnya.Suasana kelas menjadi hening dan terasa haru di hari
rabu tersebut.Berbeda sekali dengan pertemuan kita sebelumnya dengan dosen tersebut,mungkin
kalo di ingat-ingat hampir setiap semester kita selalu bertemu dengan dosen
tersebut terutama saya.Biasanya suasana kelas denga dosen yang bernama bapak x
tersebut selalu dipenuhi dengan candaan dan tawa diantara kita sesama mahasiswa
yang merasa lucu saja dengan tingkah dan gaya berbicara bapak x yang agak-agak
cuek dan terkesan datar-datar saja,tapi tetap penuh senyuman,terlihat dia
sangat ikhlas sekali menebarkan senyumannya kepada setiap orang yang berpapasan
dengannya.Logat jawa yang cukup medok dan khas,membuat sebagian dari kami ikut
terhipnotis untuk berbicara dengan logat jawa walaupun banyak dari kami bukan keturunan
suku jawa.
Pertemuan
pertama di semester baru ini dan merupakan mata kuliah yang barukita ambil juga
untuk dipelajari.Seperti biasa si bapak memperkenalkan dirinya dengan logat
medoknya sambil senyum-senyum,walaupun dia sudah tahu kalau kami semua telah
mengetahui namanya dan sangat familier sekali di telinga kami.Lalu,si bapak
menjelaskan dan mendeskripsikan mata kuliah yang akan diajarkan kepada kami
dari mulai dasar hingga aplikasi luasnya nanti.Dengan membahas sedikit materi
tentang mata kuliah tersebut yang relefansinya sangat dekat dengan jurusan
teknik elektro,kami semua tidak merasa tabu ataupun keberatan,kami tetap enjoy
menikmati perkuliahan ini walaupun langit diluar kelas sana sedang mendung.Ada
beberapa mahasiswa yang tertidur pulas mendengarkan penjelasan si
bapak,biasanya mereka yang seneng banget duduk di barisan belakang,mungkin
kuliah ini dianggapnya sebagai pertunjukkan pembacaan dongeng sebelum tidur.Ah
entahlah,,saya gak peduli.Ada juga mahasiswa yang dengan serius dan konsentrasi
tingkat tinggi mendengarkan penjelasan si bapak,saking seriusnya matanya terus
menatap tajam ke mulut si bapak yang sedari tadi menganga mengeluarkan
kalimat-kalimat pengetahuan.
Penjelasan
materipun berakhir dengan durasi waktu yang tidak terlalu lama.Karena pertemuan
pertama biasanya hanya mereview deskripsi mata kuliah dan beberapa aturan main
perkuliahan yang akan kami sepakati bersama.Lalu,si bapak yang sedari tadi berbicara,akhirnya
menarik nafas panjang,lalu dengan lirih si bapa berkata “ada yang mau
ditanyakan atau didiskusikan?”.Terangkatlah sebuah lengan dari seorang
mahasiswa yang kelihatannya begitu antusias mengikuti perkuliahan dengn si
bapak x,yah kalo boleh berspekulasi, ada satu persamaan antara mahasiswa
tersebut denga si bapak dosen yaitu mereka berdua sama-sama keturunan suku
jawa,dan gaya bertanya dia pun sudah sangat akrab seperti seorang teman yang
satu kampong bertemu di perantauan.
Dia
bertanya tentang background pendidikan si bapak,walaupun pertanyaannya sedikit
melenceng dari bahasana perkuliahan tapi dia tetep Pede.Tapi dengan santai dan
sekali lagi penuh senyum si bapa menjawab pertanyaan si mahasiswa dengan
sistematis dan terstruktur.Suasana kelaspun menjadi hangat,mereka yang
tertidurpun di barisan belakang akhirnya terbangun dan perlahan menikmati
jawaban si bapak yang dipaparkan seperti sebuah dongeng.Si bapak bercerita
kalau dia melanjutkan pendidikan S1 nya ke negeri kincir angin,sebuah negri
yang banyak dikutuk oleh bangsa kami yang dulunya pernah menjajah selama 3,5
abad.Dia mendapatkan gelar disana dengan waktu studi yang tidak dari biasa
yaitu 5,5 tahun,menurut pendapatnya kalau kuliah jurusan teknik mesin itu pasti
lama lulusnya,5,5 tahun itu menurutnya waktu yang cukup dan wajar.Dan
mahasiswapun terpingkal-pingkal tertawa melihat jawaban si bapak yang polos dan
penuh senyuman.Lalu muncul ribuan peluru pertanyaan kepada si bapa dari
mahasiswa yang penasaran dengan kehidupan si bapak diluar kampus,tentang
kepribadian si bapak juga dan tentang pengalamannya.Si bapa melanjutkan
ceritanya bahwa setelah lulus kuliah di negri kincir angin,dia meneruskan S3 di
ngerinya hitler dan berhasil mendapat gelar juga disana.Lalu dia bercerita
tentang di perusahaan mana saja dia bekerja dan bercerita tentang dinamika
kehidupannya hingga menjadi dosen seperti sekarang ini.
Mahasiswapun
begitu fokus mendengarkan cerita si bapak.Kelas ini menjadi berbeda dan terasa
lebih hangat,seperti ada chemistry yang sudah terjalin kuat diantara kita satu
sama lainnya.Setelah ngaler ngidul bercerita dan terkadang di sisipkan canda
dan tawa di setiap ceritanya.Dengan spontan si bapa berkata “kenapa gak ada
yang nanya apakah bapa pernah tinggal kelas?”.Mahasiswapun melongok mendengar
pertanyaan tersebut,lalu seorang mahasiswa berlogat jawa dengan lantang berkata
“oh iya pa,apakah bapa pernah tinggal kelas?”.Dengan lembut si bapak menjawab “ya”.Tiba-tiba
suasana kelas menjadi sedikit gaduh dengan banyaknya spekulasi dan testimony para
mahasiswa yang saling bersuara satu sama lainya.Dengan tenang si bapak
bercerita kalau dirinya dulu waktu masih menuntut ilmu di bangku sekolah
dasar,dirinya pernah tinggal kelas.Tidak dijelaskan juga dengan detail oleh si
bapak kenapa dirinya pernah tinggal kelas.Tapi si bapak akhirnya memberikan
beberapa kalimat motivasi kepada mahasiswa tentang pengalamannya dan
perjuangannya bisa seperti sekarang ini,menjadi seorang dosen dengan lulusan luar
negeri dan setia menghibahan ilmunya demi kecerdasan dan kemajuan orang lain.
Saya
melihat seperti ada haru yang tertahan di matanya,ada gumpalan air yang
menggenangi bola matanya,dan seketika kacamatanya menjadi berembun.Matanya
tiba-tiba memerah,detak jantungnya mejadi lebih cepat,dan nafasnya menjadi
tidak teratur lagi,dan terkadang dia berhenti bercerita lalu mengambil nafas dalam-dalam
untuk bisa melanjutkan lagi ceritanya.Tiba-tiba suasana kelaspun menjadi beku
seperti didalam lemari es,kami terkaget dan merasa tak percaya dengan apa yang
sudah di ceritakan oleh si bapak.Tapi akhirnya kami dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari itu semua,dapat mengambil sebuah modal besar yang dikatakan si
bapak lewat ceritanya,dan dapat mengambil kesimpulan bahwa ada hikmat di balik
canda.Semua perspektif dan pendapat kami kepada si bapak tersebut mendadak
berubah,perkuliahan di siang itu mengajarkan kami banyak hal yang tidak kami
ketahui sebelumnya bahkan kami remehkan.Tidak ada pelajaran yang paling berharga
selain bisa mengambil hikmah dibalik pengalaman orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar