Minggu, 03 Februari 2013

Hikmah Dibalik Canda

Suasana kelas bersama dosen tersebut tidak seperti biasanya dan sangat berbeda dengan perjumpaan kami sebelumnya.Suasana kelas menjadi hening dan terasa haru di hari rabu tersebut.Berbeda sekali dengan pertemuan kita sebelumnya dengan dosen tersebut,mungkin kalo di ingat-ingat hampir setiap semester kita selalu bertemu dengan dosen tersebut terutama saya.Biasanya suasana kelas denga dosen yang bernama bapak x tersebut selalu dipenuhi dengan candaan dan tawa diantara kita sesama mahasiswa yang merasa lucu saja dengan tingkah dan gaya berbicara bapak x yang agak-agak cuek dan terkesan datar-datar saja,tapi tetap penuh senyuman,terlihat dia sangat ikhlas sekali menebarkan senyumannya kepada setiap orang yang berpapasan dengannya.Logat jawa yang cukup medok dan khas,membuat sebagian dari kami ikut terhipnotis untuk berbicara dengan logat jawa walaupun banyak dari kami bukan keturunan suku jawa.
Pertemuan pertama di semester baru ini dan merupakan mata kuliah yang barukita ambil juga untuk dipelajari.Seperti biasa si bapak memperkenalkan dirinya dengan logat medoknya sambil senyum-senyum,walaupun dia sudah tahu kalau kami semua telah mengetahui namanya dan sangat familier sekali di telinga kami.Lalu,si bapak menjelaskan dan mendeskripsikan mata kuliah yang akan diajarkan kepada kami dari mulai dasar hingga aplikasi luasnya nanti.Dengan membahas sedikit materi tentang mata kuliah tersebut yang relefansinya sangat dekat dengan jurusan teknik elektro,kami semua tidak merasa tabu ataupun keberatan,kami tetap enjoy menikmati perkuliahan ini walaupun langit diluar kelas sana sedang mendung.Ada beberapa mahasiswa yang tertidur pulas mendengarkan penjelasan si bapak,biasanya mereka yang seneng banget duduk di barisan belakang,mungkin kuliah ini dianggapnya sebagai pertunjukkan pembacaan dongeng sebelum tidur.Ah entahlah,,saya gak peduli.Ada juga mahasiswa yang dengan serius dan konsentrasi tingkat tinggi mendengarkan penjelasan si bapak,saking seriusnya matanya terus menatap tajam ke mulut si bapak yang sedari tadi menganga mengeluarkan kalimat-kalimat pengetahuan.
Penjelasan materipun berakhir dengan durasi waktu yang tidak terlalu lama.Karena pertemuan pertama biasanya hanya mereview deskripsi mata kuliah dan beberapa aturan main perkuliahan yang akan kami sepakati bersama.Lalu,si bapak yang sedari tadi berbicara,akhirnya menarik nafas panjang,lalu dengan lirih si bapa berkata “ada yang mau ditanyakan atau didiskusikan?”.Terangkatlah sebuah lengan dari seorang mahasiswa yang kelihatannya begitu antusias mengikuti perkuliahan dengn si bapak x,yah kalo boleh berspekulasi, ada satu persamaan antara mahasiswa tersebut denga si bapak dosen yaitu mereka berdua sama-sama keturunan suku jawa,dan gaya bertanya dia pun sudah sangat akrab seperti seorang teman yang satu kampong bertemu di perantauan.
Dia bertanya tentang background pendidikan si bapak,walaupun pertanyaannya sedikit melenceng dari bahasana perkuliahan tapi dia tetep Pede.Tapi dengan santai dan sekali lagi penuh senyum si bapa menjawab pertanyaan si mahasiswa dengan sistematis dan terstruktur.Suasana kelaspun menjadi hangat,mereka yang tertidurpun di barisan belakang akhirnya terbangun dan perlahan menikmati jawaban si bapak yang dipaparkan seperti sebuah dongeng.Si bapak bercerita kalau dia melanjutkan pendidikan S1 nya ke negeri kincir angin,sebuah negri yang banyak dikutuk oleh bangsa kami yang dulunya pernah menjajah selama 3,5 abad.Dia mendapatkan gelar disana dengan waktu studi yang tidak dari biasa yaitu 5,5 tahun,menurut pendapatnya kalau kuliah jurusan teknik mesin itu pasti lama lulusnya,5,5 tahun itu menurutnya waktu yang cukup dan wajar.Dan mahasiswapun terpingkal-pingkal tertawa melihat jawaban si bapak yang polos dan penuh senyuman.Lalu muncul ribuan peluru pertanyaan kepada si bapa dari mahasiswa yang penasaran dengan kehidupan si bapak diluar kampus,tentang kepribadian si bapak juga dan tentang pengalamannya.Si bapa melanjutkan ceritanya bahwa setelah lulus kuliah di negri kincir angin,dia meneruskan S3 di ngerinya hitler dan berhasil mendapat gelar juga disana.Lalu dia bercerita tentang di perusahaan mana saja dia bekerja dan bercerita tentang dinamika kehidupannya hingga menjadi dosen seperti sekarang ini.
Mahasiswapun begitu fokus mendengarkan cerita si bapak.Kelas ini menjadi berbeda dan terasa lebih hangat,seperti ada chemistry yang sudah terjalin kuat diantara kita satu sama lainnya.Setelah ngaler ngidul bercerita dan terkadang di sisipkan canda dan tawa di setiap ceritanya.Dengan spontan si bapa berkata “kenapa gak ada yang nanya apakah bapa pernah tinggal kelas?”.Mahasiswapun melongok mendengar pertanyaan tersebut,lalu seorang mahasiswa berlogat jawa dengan lantang berkata “oh iya pa,apakah bapa pernah tinggal kelas?”.Dengan lembut si bapak menjawab “ya”.Tiba-tiba suasana kelas menjadi sedikit gaduh dengan banyaknya spekulasi dan testimony para mahasiswa yang saling bersuara satu sama lainya.Dengan tenang si bapak bercerita kalau dirinya dulu waktu masih menuntut ilmu di bangku sekolah dasar,dirinya pernah tinggal kelas.Tidak dijelaskan juga dengan detail oleh si bapak kenapa dirinya pernah tinggal kelas.Tapi si bapak akhirnya memberikan beberapa kalimat motivasi kepada mahasiswa tentang pengalamannya dan perjuangannya bisa seperti sekarang ini,menjadi seorang dosen dengan lulusan luar negeri dan setia menghibahan ilmunya demi kecerdasan dan kemajuan orang lain.
Saya melihat seperti ada haru yang tertahan di matanya,ada gumpalan air yang menggenangi bola matanya,dan seketika kacamatanya menjadi berembun.Matanya tiba-tiba memerah,detak jantungnya mejadi lebih cepat,dan nafasnya menjadi tidak teratur lagi,dan terkadang dia berhenti bercerita lalu mengambil nafas dalam-dalam untuk bisa melanjutkan lagi ceritanya.Tiba-tiba suasana kelaspun menjadi beku seperti didalam lemari es,kami terkaget dan merasa tak percaya dengan apa yang sudah di ceritakan oleh si bapak.Tapi akhirnya kami dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari itu semua,dapat mengambil sebuah modal besar yang dikatakan si bapak lewat ceritanya,dan dapat mengambil kesimpulan bahwa ada hikmat di balik canda.Semua perspektif dan pendapat kami kepada si bapak tersebut mendadak berubah,perkuliahan di siang itu mengajarkan kami banyak hal yang tidak kami ketahui sebelumnya bahkan kami remehkan.Tidak ada pelajaran yang paling berharga selain bisa mengambil hikmah dibalik pengalaman orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar