Setelah 2 tahun berkecimpung di Marching Band (2011) |
Dulu
waktu masih jamannya putih abu dan masih seneng dengerin musik ber-genre rock
hingga terobsesi banget menjadi musisi dan rockstar, sampe majang foto-foto
musisi band luar di sosmed dan menggunakan poto musisi tersebut sebagai Display Picture sosmed. Namun melihat
dan sadar akan keterbatasan bakat serta pengetahuan akan bermusik membuat saya
selalu mencoba cara baru untuk meningkatkan kapasitas ilmu, pengetahuan dan
skill bermain musik. Dulunya sih pengen banget jadi gitaris sekaligus vokalis
kayak eric Clapton, jack white, dan bob Dylan gitu tapi apa mau dikata tangan
tak sampai, suara tak sanggup, dan skill pas-pasan. Dengan terobsesi menjadi
anak band, kebutuhan akan skill bermusik dan bernyanyipun menjadi sebuah
tuntutan. Hingga saya sangat ingin untuk mengikuti kursus musik. Namun dengan
seiring berjalannya waktu keinginan menjadi anak band-pun disimpen dulu dalam
khayalan, karena ada sesuatu yang membuat saya lebih jatuh cinta ketimbang
menjadi anak band. Dan kaupun bisa menebak, Apakah itu?
Ya, marching band, mungkin
orang-orang menyebutnya drum band atau apalah. Yang pastinya marching band jauh
lebih cantik dan menarik sehingga membuat saya jatuh cinta kepadanya dibanding bermusik
melalui jalur group band. Awalnya sih ikut marching band pengen kursus musik gratis, karena pada saat
itu saya berfikir dengan ikut marching band kita akan belajar not balok dan
semua hal tentang musik sehingga dapat menunjang saya bermain gitar dan vocal untuk
group band yang saya obsesikan. Pucuk di cinta ulampun tiba, kebutuhan akan
kursus musik dapat terpenuhi ketika di sekolah SMK dulu ada demo dan open
rekruitmen dari salah satu unit marching band yang ada di kota tempat saa
tinggal yaitu kota Bandung. Walau tanpa pemikiran yang panjang karena ingin cepet-cepet
kursus musik gratis, akhirnya saya mendaftarkan diri untuk ikut menjadi calon
anggota unit tersebut.
Waktu itu tahun 2009 saya resmi
menjadi anggota unit marching band setelah mengikuti pendidikan dasar dan
pelantikan. Tahun demi tahun saya lalu di unit tersebut membuat saya belajar
banyak dari marching band. Yang berawal dari ekspektasi bahwa ikut unit
marching band hanya kursus musik gratis ternyata pada kenyataannya jauh lebih hebat
dari yang saya bayangkan. Tergabung dalam satu unit pasukan dengan komposisi
pemain lebih dari 70 orang dengan
memainkan instrument musik yang berbeda, membuat saya berkesimpulan bahwa
ber-marching band bukan sekedar kursus musik gratis, jauh dari itu tenaga,
mimpi, tekad, harapan, perjuangan, kekeluargaan, kebersamaan, cinta, dan doa
tercurahkan dalam marching band. Jadi, ketika kamu memutuskan untuk ikut dalam
unit marching band di kotamu, kamu bukan sekedar ikut kursus musik gratis saja tapi jauh dari itu
kamu akan mendapatkan banyak hal luar biasa yang tidak pernah kamu bayangkan
sebelumnya.