Selasa, 28 Oktober 2014

Bukan Sekedar Kursus Musik Gratis

Setelah 2 tahun berkecimpung di Marching Band (2011)
          Dulu waktu masih jamannya putih abu dan masih seneng dengerin musik ber-genre rock hingga terobsesi banget menjadi musisi dan rockstar, sampe majang foto-foto musisi band luar di sosmed dan menggunakan poto musisi tersebut sebagai Display Picture sosmed. Namun melihat dan sadar akan keterbatasan bakat serta pengetahuan akan bermusik membuat saya selalu mencoba cara baru untuk meningkatkan kapasitas ilmu, pengetahuan dan skill bermain musik. Dulunya sih pengen banget jadi gitaris sekaligus vokalis kayak eric Clapton, jack white, dan bob Dylan gitu tapi apa mau dikata tangan tak sampai, suara tak sanggup, dan skill pas-pasan. Dengan terobsesi menjadi anak band, kebutuhan akan skill bermusik dan bernyanyipun menjadi sebuah tuntutan. Hingga saya sangat ingin untuk mengikuti kursus musik. Namun dengan seiring berjalannya waktu keinginan menjadi anak band-pun disimpen dulu dalam khayalan, karena ada sesuatu yang membuat saya lebih jatuh cinta ketimbang menjadi anak band. Dan kaupun bisa menebak, Apakah itu?
            Ya, marching band, mungkin orang-orang menyebutnya drum band atau apalah. Yang pastinya marching band jauh lebih cantik dan menarik sehingga membuat saya jatuh cinta kepadanya dibanding bermusik melalui jalur group band. Awalnya sih ikut marching band  pengen kursus musik gratis, karena pada saat itu saya berfikir dengan ikut marching band kita akan belajar not balok dan semua hal tentang musik sehingga dapat menunjang saya bermain gitar dan vocal untuk group band yang saya obsesikan. Pucuk di cinta ulampun tiba, kebutuhan akan kursus musik dapat terpenuhi ketika di sekolah SMK dulu ada demo dan open rekruitmen dari salah satu unit marching band yang ada di kota tempat saa tinggal yaitu kota Bandung. Walau tanpa pemikiran yang panjang karena ingin cepet-cepet kursus musik gratis, akhirnya saya mendaftarkan diri untuk ikut menjadi calon anggota unit tersebut.
            Waktu itu tahun 2009 saya resmi menjadi anggota unit marching band setelah mengikuti pendidikan dasar dan pelantikan. Tahun demi tahun saya lalu di unit tersebut membuat saya belajar banyak dari marching band. Yang berawal dari ekspektasi bahwa ikut unit marching band hanya kursus musik gratis ternyata pada kenyataannya jauh lebih hebat dari yang saya bayangkan. Tergabung dalam satu unit pasukan dengan komposisi pemain lebih dari 70 orang  dengan memainkan instrument musik yang berbeda, membuat saya berkesimpulan bahwa ber-marching band bukan sekedar kursus musik gratis, jauh dari itu tenaga, mimpi, tekad, harapan, perjuangan, kekeluargaan, kebersamaan, cinta, dan doa tercurahkan dalam marching band. Jadi, ketika kamu memutuskan untuk ikut dalam unit marching band di kotamu, kamu bukan sekedar ikut  kursus musik gratis saja tapi jauh dari itu kamu akan mendapatkan banyak hal luar biasa yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBukan Sekedar Kursus Musik Gratis

Minggu, 24 Agustus 2014

Jangan Mau Ikut Organisasi




             Sebenarnya apa sih yang mereka lakukan di organisasi? Bikin acara lah, ngurus surat lah, nyari dana dengan jual-jualan lah, rapat dan rapat terus kegiatannya. Apa gak ada kerjaian lain yang bisa mereka lakukan selain rapat dan bikin acara, yang kadang suka minta dana sama masyarakat. Yah, kalau misalkan gak punya dana yaudah gak usah bikin acara, kalian itu suka bikin repot. Mendingan diem di rumah sambil tidur atau nonton TV, atau bisa juga jalan-jalan keluar rumah. Lebih baik di banding kalian yang kerjaannya diem di kampus dan rapat melulu kerjaannya. Jadi jangan mau ikut organsasi.
          Beberapa orang yang saya temui mengatakan hal seperti diatas ketika mereka menanggapi teman yang lainnya yang aktif di suatu organisasi. Ada dua kemungkinan yang membuat orang-orang seperti mereka mengatakan hal yang demikian, bisa karena mereka pernah mengikuti organisasi dan merasa kurang cocok dengan budaya organisasi atau kemungkinan lain mereka memang belum pernah sama sekali ikut organisasi. Yah memang terlalu egois juga bila kita menyimpulkan bahwa ikut organisasi merupakan suatu kekeliruan karena kerjaannya gak seru dan cenderung mengganggu waktu pribadi, misalkan : waktu pacaran, waktu buat diri sendiri, waktu buat keluarga, dll. Kalau-pun kalian menganggap organisasi tidak ada manfaatnya, maka kalian pasti tidak akan mendapatkan sedikit-pun manfaat, 
because you are what you think you are.
          Saya mencoba memberikan perspektif lain dan paradigma lain untuk kalian yang males ikut organisasi atau bahkan mempunyai kekhawatiran mengikuti organisasi. Saya akan mencoba memberikan beberapa logika yang mungkin belum kalian pikirkan tentang organisasi. Sebagai contoh kasus : pernahkah kalian hadir dalam suatu konser musik atau acara pernikahan atau bahkan festival kota? Jika jawaban kalian pernah berarti kalian tau dong bagaimana situasi, atmosfer, luar biasanya acara-acara tersebut. Pernahkah terfikir oleh kalian bahwa panggung yang kalian lihat, artis yang kalian tonton, tempat acara yang kalian datangin itu tidak ada dengan sendirinya. Semuanya itu diusahakan dan dikerjakan oleh orang-orang yang mungkin kalian sebut “panitia”. Lalu, ketika kalian masuk ke dalam lembaga pendidikan formal seperti SMP, SMA, dan perguruan tinggi pasti kalian akan mengikuti masa orientasi atau lebih popular dikenal dengan istilah ospek. Apakah kalian tahu siapa yang menyuruh kalian datang pagi? Yang mengatur waktu kalian untuk hadir, istirahat dan pulang? Yang mengatur materi pembekalan kepada kalian ketika ospek? Apakah itu terjadi dengan sendirinya atau nge flow aja seperti air? Coba pikir lebih jauh dan lebih mendalam.
          Mereka yang kamu sebut panitia adalah mereka yang ikut organisasi. Ada banyak sekali definisi organisasi dan saya tidak hafal semuanya. Juga ada banyak macam-macam organisasi dengan banyak klasifikasinya yang di petakan dari banyak sudut pandang pula. Tapi, satu hal yang saya ingat organisasi adalah sekumpulan orang (minimal 2 orang) yang memiliki tujuan yang sama dan melakukan suatu hal untuk mencapai tujuan tersebut. Dan skalanya-pun besar sekali. Ketika kalian berada dalam suatu organisasi kalian akan mendapatkan hal yang orang lain mungkin belum ketahui dan mendapatkan praktek yang mungkin orang lain belum pernah lakukan. Jangan terlalu cepat menyimpulkan suatu hal bila kita hanya baru melihat secara parsial dan hanya baru melihat dari sedikit sudut pandang. 
Jadi, jangan mau ikut organisasi bila kalian masih berfikir kalau organisasi tidak bermanfaat.
          Kebetulan saya telah mengikuti beberapa macam organisasi, walaupun  belum banyak ilmu dan pengalaman yang saya miliki tentang organisasi, tapi saya mencoba mengajak kalian untuk berfikir dan merubah mindset kalian bahwa “organisasi itu adalah kebutuhan”. Sama hal nya dengan kebutuhan yang lain yang bila belum terpenuhi bakal ada suatu masalah yang akan terjadi pada diri kita. Yang paling saya rasakan adalah kemampuan “komunikasi” dan juga kemampuan “memanage sesuatu”. Saya pernah menjadi anggota Pramukha waktu SD, menjadi anggota OSIS waktu SMP, menjadi groupis band, anggota corps musik pemerintahan, dan sekarang ini aktif menjadi anggota himpunan jurusan di kampus. Dan dari semua organisasi yang pernah saya ikuti hampir semuanya mengajarkan orang-orang didalamnya untuk “memanage sesuatu”. Namun selain itu yang saya rasakan, organisasi juga menjadi wadah untuk kita bersosialisasi dan bertemu dengan banyak orang.
          Berawal dari kita bertemu dan berkumpul dengan banyak orang. Hal pertama yang menjadi pembelajaran adalah kita belajar berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Orang-orang tersebut berasal dari banyak latar belakang, memliki sifat dan etika yang berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda, dan sangat banyak sekali perbedaan. Uniknya adalah mereka dapat mengkomunikasikan setiap kemauan dan impian mereka dan menentukan tujuan yang sama sehingga mereka bekerja bersama untuk mencapainya. Selain itu dengan kita berkumpul dan aktif di organisasi, pembelajaran selanjutnya adalah kita belajar untuk mengenal sifat dan karakter manusia, mungkin ada yang setipe dengan kamu tapi juga banyak yang tidak setipe dengan kamu, it’s okay itu hal yang lumrah kok. Saat proses bersosialisasi dengan orang lain-pun diri kamu mengalami banyak proses belajar, seperti : mulai berani mengungkapkan pendapat walaupun saat awal-awal bahasa yang dikeluarkan mulut berbeda dengan apa yang dipikirkan, kalian juga belajar bagaimana mendapatkan kritik, saran dan masukan dari orang lain dan menerimanya dengan respon yang baik, Kalian juga belajar bagaimana mengelola emosi dan perasaan bila berkumpul dengan banyak orang dengan banyak keunikan yang berbeda. Jadi, jangan mau ikut organisasi bila kamu merasa cukup baik dengan keadaan kamu dan cara kamu berinteraksi dengan orang lain.
          Itu baru dilihat dari aspek sosial dan interaksi. Bagaimana dengan skill yang akan kamu kembangkan di organisasi? Pasti akan lebih seru dan banyak sekali manfaat yang bisa kamu ambil. Oh iya, hanya mengingatkan juga bahwa di organisasi biasanya berorientasi pada proses pembelajaran dan sedikit yang berorientasi pada hasil, kecuali memang organisasi yang bonafit. Bila organisasi di sekolah, kampus dan kegiatan pemuda akan berorientasi pada proses, yah betul sekali yaitu berorientasi pada proses pembelajaran, pendidikan dan pembinaan.
          Namun yang paling terasa adalah ketika kamu ikut dalam suatu organisasi hidup kalian bakal bergerak kearah yang lebih baik. Dibawah ini ada beberapa contoh hal yang pasti kalian dapatkan di organisasi.
1.    Nambah temen
Kalau teman itu udah pasti bakal kalian dapatkan. Bisa teman seumuran, teman yang punya hobi sama, teman yang satu jurusan kuliah/sekolah, teman satu daerah yang sama, dll. Ketika kamu memutuskan masuk kedalam organisasi kamu sudah membuka satu gerbang besar menuju sebuah stadion yang didalamnya dipenuhi banyak penonton. Kamu tinggal duduk saja dimana kamu inginkan dan bersiaplah dikelilingi banyak orang yang tidak lama lagi kamu kenal.
2.    Punya relasi
Berawal dari berteman, lau ngobrol ngaler ngidul hingga menemukan beberapa kesamaan dan kecocokan. Mempunyai relasi pastinya akan kamu dapatkan. Kedepannya relasi tersebut bisa jadi partner hidup (pasangan), partner bisnis, partner proyek, dll. Pastikan kamu memiliki banyak relasi diluar sana, karena setiap relasi akan menjadi penghubung kamu pada setiap sendi kehidupan yang belum tentu ada di dalam diri kamu. Maka lengkapilah dengan bersosialisasi di organisasi.
3.    Belajar komunikasi
Nah kalo yang ini sih engga tau kenapa pasti selalu ada, ketika kalian melakukan suatu proses sosialisasi dengan orang lain cara termudah adalah dengan ngobrol, karena dengan komunikasi verbal ini adalah cara yang paling mudah untuk mengungkapkan maksud. Semakin kamu sering ngobrol dengan orang, maka semakin baik proses belajar kamu dalam berkomunikasi, hingga kamu bisa memahami etika berkomunikasi dengan orang lain, seperti : ngobrol sama orang yang lebih tua usianya, ngobrol sama orang yang beda pendidikan, ngobrol sama orang yang beda suku dan budaya, dll. Tambah lengkap saja hidup kamu dengan berorganisasi.
4.    Belajar mengatur waktu
Karena setiap organisasi memiliki kegiatan regular atau kegiatan rutin, misalkan : rapat, gathering, kopi darat (kopdar), secara tidak sadar kamu akan mengatur waktu kamu, seperti memilah kegiatan yang akan dilakukan, menulis jadwal kegiatan di buku agenda, atau mengatur pengingat di ponsel dan smartphone kamu. Belajar-lah mengatur waktu sedini mungkin, karena waktu adalah pahala dan waktu adalah hal yang tidak dapat kita ulangi, hari senin sekarang berbeda dengan senin minggu lalu dan senin minggu depan. Jadi, bila hidup kamu ingin lebih produktif belajarlah mengatur waktu, dan kamu akan mendapatkan latihannya di organisasi. Ayo jangan sampai kehilangan momentum.
5.    Belajar menjadi seorang leader
Menjadi seorang leader atau pemimpin adalah keinginan banyak orang. Dengan kalian aktif dalam organisasi dan ikut terlibat dalam setiap program didalamnya. Kamu akan belajar memanage orang lain, bisa saja kamu menjadi ketuanya, wakilnya, sekertaris, bendahara dan kepala divisi. Dari setiap jabatan diatas memiliki pokok bahasan yang berbeda mengenai gambaran pekerjaan, kesempatan menjadi leader bisa didapatkan dengan kamu ikut bikin acara yang diadakan organisasi, dengan seperti itu kemampuan kamu memimpin di masa depan akan lebih baik.
6.    Belajar mengatur ide, mimpi dan menggapainya.
Selain itu, dalam sebuah rapat organisasi juga kamu akan belajar bagaimana mengungkapkan ide, membaurkannya dengan ide orang lain, membuat jalur dan langkah yang akan ditempuh dalam menjalankan ide tersebut, dan bersiaplah untuk merealisasikannya.
7.    Belajar tanggung jawab
Belajar menjadi orang yang bertanggung jawab adalah sangat penting. Seiring dengan usia bertambah, tuntutan bertambah, pola pikir berubah, kedewasaan sering sekali diukur dengan pola pikir manusia dan kemampuan orang tersebut untuk bertanggung jawab atas setiap aktifitas yang dilakukannya. Semua hal yang dilakukan pasti akan ada catatan pertanggungjawabannya. Itulah budaya organisasi yang selalu diterapkan kepada setiap anggotanya.
8.    Belajar mandiri
Beberapa organisasi banyak mengajarkan kemandirian kepada anggotanya, misalkan organisasi yang bertujuan pembinaan. Setiap ilmu dan pengalaman yang didapat dari seniornya dipraktekkan kembali dan diajarkan kembali ke junior yang dibawahnya, begitulah siklus pembelajaran mandirinya.
9.    Melatih hardskill maupun softskill
Selain melatih  kemampuan hardskill, organisasi sangat dibilang oleh banyak orang sebagai sarana untuk melatih softskill. Banyak sekali softskill yang bisa kalian kembangkan dan dapat dari sini. Salah satu contoh kemampuan softskill yang paling dilatih adalah kemampuan berkomunikasi.
1.  Membuat hidup lebih berharga dan indah
Ketika kamu berada dan aktif di organisasi, kamu bakal merasa ada di tengah-tengah orang-orang yang unik, hebat, luar biasa dan mungkin kamu mendapatkan banyak inspirasi dan motivasi dari mereka, banyak pelajaran hidup yang kamu dapatkan sehingga kamu merasa hidup kamu akan lebih berharga dan indah dengan berada di lingkungan yang baik.

          Tapi, tidak dapat kita pungkiri setiap suatu hal pasti memiliki resiko. Termasuk ketika kamu memutuskan untuk masuk dan aktif di organisasi. Mungkin ada beberapa resiko yang mungkin terjadi, diantaranya:
1.    Waktu luang dan waktu main kamu berkurang
2.    Bakal sering kena teguran orang tua kalau kamu jarang diem di rumah.
3.    Merasa lelah dan sedikit cape



Sejauh yang pernah saya alami sih palingan resikonya itu, paling yang punya pacar pasti bakal sering kena marah dan berantem sama pacarnya. Tapi, kalau dilihat dari manfaat dan resiko malah lebih banyak manfaatnya, jadi pertimbangan apa yang masih membuat kamu untuk tidak ikut organisasi? Jadi jangan mau ikut organisasi bila kamu masih lebih takut kepada resiko yang akan kamu alami daripada kenikmatan manfaat yang akan kamu dapatkan. Semoga tulisan ini bisa membuka pikiran kamu dan menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Salam otak kiri kanan.
Baca SelengkapnyaJangan Mau Ikut Organisasi

Senin, 04 Agustus 2014

3 Dunia


        Mengikuti rekam jejakmu membuatku bagaikan hidup di 3 dunia. Mencari tahu identitas dirimu membuatku bagaikan hidup di 3 dunia. Mengetahui bentuk paras dan wujudmu membuatku bagaikan hidup di 3 dunia. Mencari tahu apa saja yang dirimu lakukan membuatku bagaikan hidup di 3 dunia. Melihat dirimu beraktifitas dan menjalan hari-hari indah membuatku bagaikan hidup di 3 dunia. Melihatmu mengabadikan setiap moment kebahagiaan membuatku bagaikan hidup di 3 dunia. Mengenalmu dan melihat tingkah lakumu lagi-lagi membuatku bagaikan hidup di 3 dunia.
          Tak semua apa yang dirimu rasakan dapat aku nikmati dalam ketiga dunia tersebut. Ketiganya memiliki porsi kehidupan yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Aku anggap saja ketiga dunia tersebut mau saling berbagi porsi satu dengan yang lainnya. Dan pada akhirnya aku dapat hidup di 3 dunia yang seimbang.
          Akupun tersadar akan hebatnya 3 dunia tersebut. Merekalah yang membawaku mengenalmu lebih dekat dan lebih dalam. Merekalah yang menggambarkan dirimu menjadi suatu sosok yang utuh yang mungkin dulu aku sulit bayangkan.  Merekalah yang mampu menginterpretasikan makna-makna yang ingin aku sampaikan kepadamu melalui 3 bahasa yang mereka anut. Merekalah yang mampu membuatku menjadi seorang detektif ulung atau sang pemimpi hebat bahkan menjadi seorang peramal yang ekspresif.
          3 dunia yang tak terbatas, hanya terpaut dengan waktu dan takdir yang tuhan tentukan untuk kita berdua. 3 dunia yang akan menjadi dirimu dan diriku hidup didalamnya. 3 dunia yang akan terus menembus batas dan keterbatasan aku dan kamu di setiap perjalanannya. 3 dunia yang memiliki 3 bahasa yang berbeda dalam menafsirkan makna dan pesan yang mungkin aku dan kamu ucapkan namun taka da keraguan didalamnya. 3 dunia yang akan terasa indah dan terus menjadi indah.
          Bayanganmu dan imajnasiku hidup abadi di ketiga dunia itu, dengan begitulah aku hidup bersamamu, dengan ketiga dunia itulah aku bernafas denganmu. Bersama 3 dunia aku hidup abadi bersamamu.
Baca Selengkapnya3 Dunia

Jumat, 18 Juli 2014

#Catatan Harian (15/7/2014) “Kegamangan dan peluang besar”


        Tak henti-hentinya saya lihat dan memperhatikan kalender 2014 dari tanggal ke tanggal hingga bulan ke bulan, baik kalender biasa maupun kalender akademik. Terselip sedikit keraguan tentang aktifitas dan kegiatan di bulan agustus hingga desember, ada sedikit keraguan yang mengganjal dalam hati ini. Apakah saya akan bisa melewati ini semua dengan pencapaian yang telah ditargetkan? Apakah saya siap melakukan cukup banyak hal yang melelahkan setiap harinya? Apakah saya akan merasa bosan dan malas? Apakah kuliah akan tetap lancar dengan hasil nilai yang baik? Apakah target kejuaraan sebagai atlet drum band dapat tercapai? Apakah target kejuaraan diluar negeri dapat tercapai dengan intensitas latihan yang padat?
          Semua memang selalu menjadi berbenturan. Memang ada sedikit kekeliruan dalam diri saya yang memiliki sifat perfeksionis dan obsesif. Yah, entahlah orang mau bilang seperti apa, ini hidup saya yang selalu senang bila banyak hal yang bisa saya lakukan setiap waktunya. Termasuk kegamangan yang sedang menimpa saya saat ini.
          Sudah saya tuliskan apa saja target yang harus dicapai di tahun 2014 ini, entah itu dari segi pendidikan di kuliahan, pendidikan non formal, ataupun kegiatan hobi lainnya diluar sana. Ada dua tantangan besar yang selalu menjadi kekhawatiran saya pribadi. Pertama : waktu yang ada cukup singkat, namun kegiatan yang harus dikerjakan cukup banyak. Kedua : Kemalasan yang datang misterius, penyakit yang satu ini memang selalu menjadi musuh semua orang, yang satu ini selau menjadi penyebab hidup tidak produktif dan target sulit tercapai. Namun jauh dalam pikir dan benak, ada sebuah perjudian antara kemenangan dan kekalahan yang akan saya alami. Kemenangan bila apa saja yang telah ditargetkan dapat tercapai dengan baik sesuai standard yang telah ditentukan, dan Kekalahan bila apa yang ditargetkan tidak sesuai rencana.
          Kalaupun saya berfikir logis dan mau menilainya dengan objektif, solusi dari kegamangan tadi itu sangat sederhana, yaitu : apapun kegiatan yang telah kamu komitmen untuk ikuti, kerjakanlah dengan baik dan sungguh-sungguh. Berarti sebenarnya peluang yang saya miliki untuk mendapatkan Kemenangan seperti yang telah dijelaskan diatas adalah sangat besar, kalau saja semua syarat dapat dikerjakan dengang baik, seperti : rajin hadir kuliah, review materi kuliah setiap harinya, latihan soal, latihan marching dengan displin dan pintar, selalu mem-push diri untuk bekerja diatas normal, bimbingan dengan dosen rutin dilakukan, dan menjaga kesehatan pastinya.
          Kita juga semua sudah tau kalau tidak ada masalah yang tidak punya jalan keluar, tinggal dari kitanya apakah mau mengambil solusi dan menjadi lebih baik ataukah hanya berfikir dan selalu khawatir tanpa mengubah apapun menjadi lebih baik. Kalau saya sih gak mau seperti itu, rugi banget masalahnya kalau seperti itu, sudah pasti bakalan rugi waktu, rugi tenaga, rugi fikiran dan mungkin juga rugi secara materil. Pilihannya adalah kalau tidak sekarang, nanti tidak akan pernah ada. Sometimes “later” become “never”.
Baca Selengkapnya#Catatan Harian (15/7/2014) “Kegamangan dan peluang besar”

Senin, 30 Juni 2014

I'm Nothing Without Them


Selalu pikiran ini didera oleh kebingungan, dan ini sering terjadi. Bukan soal pilihan hidup namun lebih kepada sikap dan cara saya bersosialisasi dengan orang lain, terutama mengenai hubungan dan komunikasi dengan orang lain (dalam hal ini bukan pacaran). Mungkin ini sebuah karma yang harus saya terima atau hukum alam yang harusnya terjadi. Resiko juga sih, salah siapa memilih banyak komitmen sehingga banyak tanggung jawab yang harus saya pikul dan akhirnya cape sendiri juga.
          Saya hanya punya satu otak dengan milyaran pikiran dan ingatan tentang kehidupan. Serba salah juga sih menjadi orang dengan tipikal seperti ini, mungkin belum ketemu aja cara yang tepat. Selalu merasa hidup sepi dan bosen bila sedikit kegiatan yang dilakukan, namun selalu merasa keberatan bila banyak kegiatan, memang membingungkan. Dan kalau sudah seperti ini kualitas hubungan sosial saya dengan orang lain menjadi memburuk. Bisa dengan orang tua, saudara, sahabat, teman kampus, teman main, dll. Seolah semuanya saling bertabrakan, setiap elemen memiliki tuntutan tertentu. Jangan pikirkan tentang diriku sendiri! Saya hanya selalu memikirkan tentang persepsi orang lain terhadap diri saya, apakah saya baik di mata mereka ataukah buruk? Dan saya sangat membenci perasaan seperti ini. Tidakkah ada hal lain yang lebih penting dan bermanfaat untuk dipikirkan? Selain kekhawatiran saya terhadap persepsi mereka kepada saya yang buruk.
          Ditambah dengan semester yang cukup membuat saya ketar ketir, sehingga banyak hal yang terabaikan hanya demi 2 sks yang mungkin tidak seberapa. Saat itu hubungan dengan orang tua menjadi kurang baik karena jarang sekali saya pulang dan tidur di rumah, ditambah dengan selalu tidak sempatnya saya mengabari mereka kabar saya di luar rumah. Lalu bagaimana dengan orang lain? Jangan ditanya. Saya sering absen rapat dan beberapa kegiatan di kampus juga sering absen mengikuti latihan marching band rutin, sehingga sering menimbulkan banyak pertanyaan dan image kurang baik dari teman-teman. Seolah-olah saya ini manusia super sibuk, padahal emang iya. Dan yang paling saya sesalkan adalah hubungan saya dengan teh emphi yang saya pikir menjadi kurang baik.
          Semua berawal dari saya yang selalu tidak dapat menyempatkan sedikit waktu untuk memelihara komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Dan jadi rugi sendiri akibat perilaku sendiri. Sejujurnya saya merasa sangat malu dengan apa yang sering orang lain laukan terhadap saya. Mereka sering membantu saya, memberikan saya sesuatu yang bermanfaat buat saya, selalu mendengarkan keluhan saya, selalu mau meberikan saran dan masukan setiap saya minta. Namun apa yang saya lakukan terhadap mereka tidak sebanding, terlalu banyak saya berhutang kepada orang-orang disekitarku, bukan hanya hutang kebaikan lebih banyak kepada hutang budi. Saya terlalu egois dan mementingkan diri sendiri dan terlalu obsesif akan semua cita-cita yang saya impikan. Padahal sesungguhnya “im nothing without them”.
          Bersabar sepertinya adalah jawaban yang paling bijak, walaupun ucapan permintaan maaf saya sangat tak berarti lagi. Pelajaran berharga untuk saya juga supaya untuk lebih bersabar akan obsesi dan selalu membina hubungan yang baik dengan orang-orang disekitarku, terutama kepada orang-orang yang mempunyai keyakinan terhadap diriku.
Baca SelengkapnyaI'm Nothing Without Them

Selasa, 01 April 2014

Catatan Sang Juara #1 (Bertahan Adalah Kuat)


        Sore itu pada pertengahan bulan Juli tahun 2012 di lapangan Saparua langit terlihat begitu cerah, pemandangan yang biasa terjadi adalah banyaknya orang yang sedang jogging atau sekedar nongkrong-nongkrong keren. Namun aku berdiri dengan sedikit kekhawatiran dihati, mungkin bukan hanya diriku yang merasa seperti ini, sepertinya dua puluh orang yang lainnya juga akan berperasaan sama. Sore ini akan dilaksanakan sebuah seleksi bagi insan marching band kota bandung untuk dapat tergabung dalam barisan atlit kota bandung pada cabang olahraga Drum Band.
            Kekhawatiran yang aku rasakan lebih kepada pikiranku yang sangat tidak karuan yang bergejolak di kepala ini. Seleksi yang dilakukan berupa test fisik yaitu lari selama dua belas menit dengan target putaran yang harus dicapai adalah enam putaran. Seleksi pada sore ini diikuti oleh kurang lebih dua puluh orang yang memiliki background sebagai seorang marching band yang berasal dari beberapa unit marching band di bandung. Namun kalau dilihat hanya ada dua unit besar yang anggotanya mendominasi seleksi ini. Yang pertama, ada teman-teman dari unit Gema Wibawa Mukti (GWM) Pemkot Bandung dan yang kedua adalah unit Gita Pakuan (GP) Pemprov Jabar.
            Beberapa orang anggota dari GWM adalah atlit Drum Band Kota Bandung pada gelaran PORDA tahun 2010 kemarin, sehingga setidaknya sudah memiliki pengalaman. Namun yang datang pada seleksi sore ini adalah mereka yang mau berjuang keras dan berusaha maksimal demi tujuan akhirnya yaitu gold and glory bagi kota Bandung tercinta. Walaupun nuansa persaingan terasa hangat, tapi tidak membuat kita merasa saling berlomba untuk mendapatkan tempat pada team Drum Band Bandung. Setiap orang saling mendukung satu sama lain, walaupun tidak semua diantara kita saling mengenal satu sama lainnya. Dan perlu kalian ketahui sore ini adalah sore yang menjadi awal bagi kelahiran sang juara di tahun 2014, sore yang akan melahirkan 25 orang dengan potensi yang luar biasa dan mimpi yang begitu suci dan tinggi. Dan hanya orang-orang yang mampu bertahan lebih lama merekalah yang akan menjadi yang kuat dan akan menjadi juara. Mereka yang mampu mempertahankan tekad dan mimpinya, yang mampu mempertahankan waktu latihannya walau merelakan beberapa kewajibannya, mereka yang mampu mempertahankan otot tangan dan kakinya terus bekerja dan berlari. Dan mereka yang kan terus bertahan mempertahankan harga diri, mimpi, serta keyakinan demi sebuah kalimat “Gold and Glory”.
Baca SelengkapnyaCatatan Sang Juara #1 (Bertahan Adalah Kuat)

Senin, 17 Maret 2014

Semester Itupun Tiba


Dan semester yang ditakutkan itupun tiba. Semester yang sebelum kedatangannya pun sudah menjadi perbincangan banyak orang. Sudah banyak korban yang berjatuhan karenanya. Dan menurut mereka para korban, sudah banyak kerugian yang mereka alami akibat semester tersebut. Dan kini, setelah cerita itu berlalu satu hingga dua tahun yang lalu, tiba saatnya generasi kami bertemu dengannya. Sebuah siklus tahunan yang pasti terjadi, walaupun dalam setiap tahunnya efek yang dirasakan berkurang atau menjadi lebih baik, namun menurut kacamata mereka yang awam ini terlalu berlebihan.
          Rasanya mengeluh bukanlah hal pelarian. Menjadi tak berasa atau tak mempunyai nurani adalah solusinya. Biarkan pikiran yang dihasilkan otakmu yang luar biasa yang terus bekerja, bersama logika ilmiah yang selalu bisa menangkis segala alabi. Tidak banyak yang bisa saya perbuat selain membiarkan semua ini berjalan seperti apa adanya, tak ada harapan mendapatkan result terbaik, semuanya menginginkan semua ini segera berakhir.
          Terbaca dalam setiap wajah mereka yang tak secerah dulu, tak ada ketepatan waktu dalam menjalani perbincangan di ruangan bersama dosen, tak ada perbincangan mengenai kebahagiaan, semuanya muram semuanya terdiam, tak ada keluhan keluar dari mulut mereka, hanya sebuah cerita kelam dan beberapa peringatan. Inilah yang mereka hadapi, namun semangat mereka masih belum padam untuk menghadapi ini semua. Walaupun terkesan seperti robot yang tak memiliki hati, mereka terus bergerak dan bekerja sesuai dengan rules yang telah disepakati, tak ada sanggahan tak ada protes yang ada hanyalah kelapangan hati untuk menerima semuanya.
          Namun bersama kita bisa, bersama kita mampu menghadapi semua. Ini hanyalah bagian kecil dari suatu peradaban yang maha dahsyat. Ini hanyalah bagian terkecil dari susunan mozaik kehidupan sebagai seorang engineer. Dan walaupun beban yang saya pikul tak sama dengan yang lain. Semester ini akan menjadi arena sengit pertarungan antara kewajiban kerasnya kebudayaan yang akan turun temurun terjaga melawan kekuatan mimpi, obsesi dan kejayaan. Siapakah yang akan menang? Coba kau tebak sendiri saja.
Baca SelengkapnyaSemester Itupun Tiba

Minggu, 02 Februari 2014

Khayalan Untu Berubah

Suatu hari saat aku masih muda, Aku berkhayal
Bagaimana aku bisa ke bulan, Melihat dunia dan mengubahnya
Aku sangat sedih karena dunia tidak kunjung berubah

Setelah aku dewasa dan punya sedikit kepandaian
Aku kurangi cita-citaku yang muluk itu, Aku berniat mengubah negeriku
Tetapi cita-cita itu hasilnya justru terbalik, Negeriku makin terpuruk

Saat ini setelah sudah beranak cucu
Dengan semangat yang masih ada,
Aku ingin mengubah keluargaku, teman-temanku dan lingkunganku
Ternyata merekapun tidak mau berubah

Setelah usiaku semakin senja, dengan semangat yang masih tersisa tiba-tiba kusadari
Bagaimana kalau yang pertama-tama kuubah adalah diriku
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku dan lingkunganku

Lalu berkat dukungan dan dorongan mereka siapa tahu
Aku bisa memperbaiki negeriku
Kemudian siapa tahu mimpiku terwujud
Aku dapat mengubah Dunia.

(Terukir disebuah makam di Westminter Abbey, Inggris 1100 M)
Baca SelengkapnyaKhayalan Untu Berubah

Minggu, 05 Januari 2014

Menuju Kepala Dua


         
Dua Dekade

Kue Ulang tahun dalam dunia maya

          Tepat pada bulan ini yaitu bulan perdana pada setiap masehi, aku menuju kepala dua. Dimana usiaku bertambah satu hitungan dari hitungan sebelumnya, dimana aku menuju kepala dua. Dimana tingkat kedewasaan akan semakin bertambah oleh ujian kehidupan yang semakin kompleks karena aku menuju kepala dua. Dimana genap sudah dua dekade bumi dipijak serta langit dijunjung karena aku menuju kepala dua. Dimana semua beban pikiran serta tanggung jawab secara perlahan berpangku tangan dari pihak lain ke tanganku karena aku menuju kepala dua. Dimana tidak ada lagi kegelisahan yang akan aku rasakan di bangku perguruan tinggi karena aku tumbuh dan berkembang menuju kepala dua. Dimana ucapan yang keluar dari bibirku adalah sebuah komitmen dari seorang lelaki yang menuju kepala dua. Dimana segala tingkah laku yang dilakukan berdasarkan pemikiran dan pertimbangan matang karena aku menuju kepala dua.
          Menuju kepala dua adalah sebuah keniscayaan yang harus aku yakini dalam hati, tidak ada penolakan, yang ada hanyalah kelapangan dada untuk menerima. Tidak ada penyesalan didalamnya semua bercampur dan berbaur menjadi satu antara mimpi dan realita. Dan kulihat bayanganku didalam cermin yang begitu gagah, berdiri tegak dengan wajah penuh keyakinan, dengan senyum yang mempesona, tangan yang akan berbuat lebih banyak, serta jutaan sel otak didalam kepalanya menjadi senjata tak terkalahkan abad ini bahkan untuk waktu yang sulit dijangkau.
          Begitu banyak harapan yang akan terucap pada hari itu, hari dimana orang-orang dalam dimensi yang berbeda dengan dunia nyata begitu banyak mengungkapkan kebahagiaan dan memanjatkan ribuan doa. Semuanya ditujukan untukku yang saat ini terus saja menyimpan keyakinan yang sangat besar akan cerahnya masa depan. Kepala dua adalah sebuah titik penanda akan kebangkitan jiwaku dan juga detik dimana api-api kecil itu akan menyala. Sebuah fajar menanti di ujung jalan ini, menyambutku dalam dekapan sinarnya, dalam hangatnya mentari pagi, dan menjagaku dari dinginnya malam.
          Sudah kutuliskan banyak daftar di kehidupanku, semuanya indah dan menggiurkan. Tugasku kali ini adalah mudah, membuat setiap coretan dalam daftar itu baris demi baris, hingga ketika aku menuju angka seperti abad ini adalah coretan pada setiap baris dalam daftar itu. Aku tidak takut untuk membuat semua dalam daftar itu menjadi kenyataan, aku tidak sendiri. Aku selalu diawasi oleh Allah dan Dia-lah yang mengabulkan setiap doa-doaku dan doa-doa mereka untukku, juga kedua orang tuaku yang tak pernah lelah menyebut namaku dalam setiap doanya dan memberikan banyak pelajaran kehiduapan yang tak akan pernah aku dapat dari sekolah manapun, juga sahabat serta teman-teman yang selalu menopangku untuk tetap berdiri tegak, sahabat yang selalu meng-aminkan setiap doa-doaku, sahabat yang selalu memberikan keyakinan akan setiap harapanku, sahabat yang selalu menghibur dikala datang gundahku, juga sahabat yang akan selalau berjuang bersamaku.
          Kamis, 6 Januari 1994, tepat duapuluh tahun lalu aku hadir ke dunia ini. Pada detik-detik kemunculanku doa-lah yang tak henti-hentinya memenuhi seisi ruangan bersalin. Tangisanku memecahkan semua keheningan dan kekhawatiran akan kondisi ibuku. Dan tangisanku yang begitu keras pada senja menuju malam itu dibalas dengan tawa suka cita serta ungkapan rasa syukur tak henti-hentinya. Lalu kumandang suara adzan memenuhi seisi ruangan, keluar dari mulut seorang kepala keluarga yang saat ini dan seterusnya akan selalu aku hormati. Ratusan tetes air mata jatuh dari sumber yang tak akan pernah habis membasahi wajah, membersihkan sedikit darah yang membungkus tubuh mungilku. Hingga tak kusadari, kejadian itu telah berlalu dua puluh tahun lamanya.
          Syukur yang tak terkira atas nikmat yang telah Allah berikan kepadaku, dan ungkapan terima kasih yang tak dapat tergambarkan oleh apapun kepada kedua orang tuaku, terutama mamah yang telah mengandungku selama 9 bulan. Mamah ikhlas perutnya menjadi istana kecilku selama 9 bulan, dimana aku tumbuh dari segumpal darah hingga menjadi seonggok daging yang memiliki nama, dimana telah aku tendang dan meronta-ronta didalmnya sehingga rasa sakit dan mules yang amat sangat yang mamah rasakan, dengan beratku yang semakin bertambah dari hari kehari dalam istana kecilku sehingga bertambah pula beban mamah untuk berjalan dan bernafas, semuanya ikhlas oleh mamah lakukan hanya untuk menanti kehadiranku kedunia ini. Dalam setiap malam yang dipenuhi taburan bintang, mamah megusap-usah istana kecilku dan mamah kirim suara yang sebelumnya aku tidak pernah tahu dan ingat, dan setelah aku lahir kedunia, aku baru tahu bahwa setiap lantunan suara pada saat itu adalah doa-doa yang mamah panjatkan kepada Allah untuk aku si buah hatinya yang sangat dia dambakan. Semua perbuatan itu tak pernah bisa aku balas dengan apapun dan sampai kapanpun, hanya ketaqwaan dan keshalehan-lah yang mampu membalasnya serta kebanggaan atas setiap prestasi yang aku torehkan adalah sedikit balasan atas jasa-jasa yang telah mamah berikan.
          Sekarang aku berdiri dengan banyak amanah menanti, dua puluh tahun lamanya aku hidup di bumi ini. Tak ada sesuatu yang lebih berharga selain menjadi manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain. Bersama mimpi dan harapanku, aku siap menyambut fajar yang bersinar. Salam bahagia dari aku Redi Restu Fadilah yang kini genap menjadi kepala dua.
         
Baca SelengkapnyaMenuju Kepala Dua