Haaaaaaaah…huuuuuuh…Akhirnya
aku bisa bernafas lega dan bisa leluasa menarik oksigen sebanyak-banyaknya
setelah semingggu kemarin seperti di cekik oleh kuntilanak dan genderuwo yang
menyeramkan.Tapi ini bukan dalam konotasi yang sebenarnya melainkan sebuah Ilustrasi
dari aktifitasku seminggu kemarin yang begitu menyeramkan hingga membuat aku
tidak bisa tidur dan tidak ada waktu untuk tidur.
Menjadi sebuah pertanyaan besar adalah
kenapa dua jadwal kegiatanku bisa bertemu pada waktu yang bersamaan?dan yang
bikin repot nya adalah kedua-duanya menuntut untuk dipenuhi.Pertama,adalah
adanya acara kunjungan industry ke luar kota pada tengah pekan dan di akhir
pekannya praktikum kuliah.Kedua,adalah masih pada waktu yang bersamaan namun
lain urusan yaitu latihan marching band yang padat karena pada akhir pekan
yaitu hari sabtu akan ada perlombaan yang kita (unit marching band)
ikuti.Nah…kebayangkan gimana padetnya?mungkin bagi sebagian orang masih
terdengar biasa aja,,,,tapi ijinkan saya menjelaskan apa saja yang
memberatkannya.
Pertama mengenai jadwal kunjungan
industry memang tidak terlalu membebani pikiran tapi ini justru membantu
meringankan beban saya,karena ada waktu untuk refreshing bermain ke luar kota
bersama teman-teman kampus.Namun yang sangat membebani adalah praktikum,tanpa
maksud untuk menyalahkan praktium saya berkata seperti ini.Saya cuma ingin
jujur bercerita.Adalah tugas gambar teknik yang harus dikumpulkan pada saat
praktikum.Kita semua tau kalo menggambar itu membutuhkan banyak waktu apalagi
menggambarnya di kertas berukuran A1,yeah keren kan,tapi saya senang.Terus lagi
setiap praktikum praktikan wajib membuat tugas pendahuluan yang proses
pengerjaannya menggunakan mesin tik manual.Dan soal dari tugas pendahuluan itu
keluar 12 jam sebelum praktikum dimulai jadi kalo praktikumnya sabtu pagi maka
soal tugas pendahuluan keluar sore sekitar jam 5 pada hari jumatnya,dan secara
tidak langsung itu memaksa saya dan praktikan yang lainnya bekerja lembur
bahkan begadang.Terus pertanyaannya gimana dengan latihan marching band?yang
kataya mau kejuaraan?Semua jadwal latihan bentrok dengan jadwal mengerjakan
tugas.Kalo sudah begini pastinya ada yang harus dikorbankan.
Namun yang dikorbankan bukanlah
diantara kedua kegiatan tsbt.Mana mungkin saya bisa mengorbankan praktikum yang
bila saya absen 1x saja maka index nilai menjadi E atau mengorbankan marching
band yang sudah sebulan sebelumnya saya latihan tiap hari dan saya memang
bertekad untuk ikut dalam kejuaraan.Yang satu merupakan kewajiban dan
penghargaan saya terhadap perjuangan kedua orang tua dalam menyekolahkan saya
ke tingkat universitas dan yang satu lagi adalah hobi yang mungkin hampir 1/3
hidup saya sudah saya berikan pada kegiatan tersebut.Jalan keluarnya adalah saya
mengorbankan diri saya sendiri yaitu :
1. Mengorbankan
waktu tidur saya,4-5 jam bahkan 6 jam dari 7 jam waktu tidur yang saya punya.
2. Mengorbankan
waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas kuliah yang lain
3. Mengorbankan
untuk mengerjakan laporan pertanggungjawaban acara himpunan.
4. Mengorbankan
untuk tidak hadir dalam kumpul himpunan.
5. Mengorbankan
untuk tidak hadir dalam halqah pengajian.
6. Mengorbankan
waktu untuk berinteraksi dengan teman-teman.
Yah,memang sebuah
harga pengorbanan yang sebanding dengan urgensi nya praktikum dan perlombaan
marching band.Tapi yang membuat saya bimbang dan khawatir adalah waktu tidur
saya yang berkurang.Saya takut kondisi badan saya nge-drop,dan nantinya saya
jatuh sakit,tapi solusi lainnya adalah dengan mengakalinya yaitu dengan makan
yang banyak.
Mungkin sebagian orang yang dekat
dengan saya melihat saya stress dan tegang,tidak sedikit juga dari mereka yang
ikut prihatin dan banyak juga yang menawarkan bantuan agar setidaknya beban
saya bisa berkurang.Namun kegiatan ini tidak bisa saya bagikan agar bisa
ringan,kegiatan ini menuntut saya yang harus menjadi aktornya dan yang harus
diingat adalah bukan hasil yang menjadi prioritas melainkan proses yang harus
saya lewati untuk menyelesaikanyna.Contohnya latihan marching band,tidak mungkin
kalo saya meninggalkannya dan mencari pengganti.Saya harus terlibat aktif dalam
latihan agar target dapat terpenuhi.
Semingu kemaren memang sangat berat
tapi saya mencoba sabar dan mengahdapinya dengan kepala dingin.Rasanya badan
ini seperti dihantam baja dan beton yang kita tahu dua-duanya itu sangat keras
dan bisa membuat badan hancur.Tapi badai itu sudah pergi dengan perlahan,sekarang
telah nampak cahaya matahari yang menyambut pagi cerahku untuk beraktifitas
normal lagi.Saya selalu berdoa kepada Alloh agar bisa dilancarkan dalam segala
urusan dan saya percaya pada perkataan Alloh bahwa “sesungguhnya setelah
kesulitan itu ada kemudahan”.Banyak pelajaran dan hikmah berharga yang bisa saya
petik salah satunya adalah sabar dan tawakal dalam menghadapi
masalah,berharganya waktu dan pentingnya management waktu.Melalui tulisan ini
saya sampaikan berita kemenangan saya dalam pertempuran minggu kemarin.Sekarang
tinggalah saya bersyukur dan terus bersyukur kepada Alloh atas pertolonganNYA
terhadap saya pada saat datang waktu sempit.