“Jadi orang aktif itu menyenangkan,
tapi susah dijalanin”. Itulah sepenggal kalimat yang meluncur dari mulutku
setelah apa yang saya lakukan dan hadapi saat ini. Mungkin sudah setting-an pabriknya kalau saya ini
senang melakukan banyak kegiatan dan ikut terlibat aktif dalam suatu aktifitas
positif. Mungkin jiwa aktif
berorganisasi yang saya miliki merupakan warisan dari ibu. Ibu yang sangat
kukenal adalah orang yang aktif terlibat dalam berbagai kegiatan baik di tempatnya
bekerja maupun di keluarga. Ketika ibu masih muda, banyak aktif dalam kegiatan
seperti pramuka sehingga darah ke-aktifannya dalam suatu kegiatan kini mengalir
juga dalam diriku. Saya senang melakukan banyak aktifitas baru, apalagi
melakukan aktifitas yang menunjang kemajuan hidupku di masa depan. Kata orang
lain saya itu orangnya dinamis dan ingin terus bergerak. Makanya saya kadang
menjadi gelisah ketika suatu waktu tidak ada aktifitas yang bisa saya lakukan
ataupun ketika saya merasa bosan dengan aktifitas yang monoton. Kegelisahanku
memang sedikit aneh, saya senang bila setiap waktu yang saya miliki diisi
dengan aktifitas yang bermanfaat. Namun, tidak semua rencana yang indah itu
dapat dijalani dengan baik-baik saja, selalu ada hambatan dan rintangan.
Termasuk saya pribadi yang mengalaminya.
Menjadi kepercayaan semua orang adalah
investasi yang sangat tidak ternilai harganya. Namun kadang ini menjadi
boomerang bagiku. Karna ingin menciptakan kepercayaan di mata semua orang, saya
rela memberikan waktu saya untuk melakukan kerjasama ataupun melakukan suatu
aktifitas bersama dengan orang lain agar tumbuh suatu penilaian positif
terhadapku. Sulit sekali bagi saya untuk berkata “TIDAK” pada ajakan/tawaran
orang lain. Selalu ada ketakutan dalam benakku bila saya menolak ajakan/tawaran
orang lain. Karena mindset seperti
ini pula, saya banyak menghabiskan waktu untuk mengabdi kepada orang lain
sampai saya lupa kewajiban terhadap diri saya sendiri bahkan terhadap agama dan
keluarga.
Hingga saat ramadhan-pun tiba, saya
masih sibuk melakukan dan mengejar urusan duniawi. Padahal inilah waktunya
untuk saya memohon ampun kepada Allah dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya
amalan untuk bekal di akhirat kelak. Saya tahu selalu banyak godaan yang
menghampiri. Saya kecewa terhadap diri saya sendiri, saya juga mengecewakan
orang tua, teteh, sahabat dan teman-teman. Mungkin istilah “semua yang
berlebihan itu tidak baik” adalah benar. Aktifitas yang saya jalani mungkin
terlalu banyak untuk dilakukan. Hingga kadang tubuh ini tak sanggup untuk
memikulnya, hingga otak ini tak sanggup lagi memikirkannya. Tapi, saya bingung
mana yang harus saya relakan. Di suatu sisi ada kewajiban yang harus saya
lakukan, disisi lain ada aktifitas yang membuat saya senang, juga di sisi
lainnya ada aktifitas yang mampu membantuku untuk meringankan beban orang tua.
Saya kadang sibuk dengan sebuah aktifitas hingga hubungan saya dengan orang
lain menjadi terganggu.
Berkeluh kesah adalah tidak baik,
namun terkadang dapat menjelaskan apa yang sedang kita rasakan. Baik berkeluh
kesah dengan keadaan, dengan situasi atau dengan apapun. Dari mulai berkeluh
kesah kepada teman, kepada Allah, kepada diri sendiri, kepada orang lain. Tapi
itulah resiko yang harus diambil. Kuliah di semester pendek yang tidak begitu
bagus pelaksanaanya, namun terus berharap menjadi orang yang beruntung pada
saat ujian hingga mendapat nilai yang baik. Kegiatan latihan di marching band
yang banyak membuang waktu dan tenaga dengan progress kemajuan yang sedikit dan
sering bentrok dengan kuliah. Kegiatan drumband yang membuat saya berstatus
atlit yang menuntut tanggung jawab serta profesionalisme yang juga jadwalnya
bentrok dengan kuliah sama seperti marching band. Dan kasihannya saya lebih
cenderung untuk datang berlatih dan merelakan waktu kuliah. Kegiatan himpunan
yang banyak menuntut tangung jawab serta kebersamaan membuatku harus banyak
merelakan waktu istirahatku, dengan banyaknya proker yang saya pegang
menuntutku untuk memikul tanggung jawab yang besar. Juga beberapa proyekan dari
dosen yang belum juga berhasil saya taklukkan karena banyak sekali hambatan.
Ini merupakan sebuah konsekuensi yang harus saya terima karena meng-iyakan
banyak tawaran. Alasannya, ada yang karena kewajiban, karena manfaat yang akan
diraih, karena hobi, karena mencari uang, dll. Namun didalam kemelut yang
sedang saya rasakan, ada beberapa hal yang selalu menguatkanku untuk terus
berusaha, terus bersabar dan terus bersemangat dalam menjalani hari-hari yang
padat. Kalimat dukungan serta motivasi dari teteh yang tak pernah lelah
menyemangatiku, walaupun sering terabaikan olehku karena kesibukkanku. Saya minta
maaf. Juga karena seseorang yang saya cintai, bayangannya terus mengisi
benak dan perasaan, senyum di wajahnya
memberikan banyak harapan dan kekuatan untuk saya terus berjuang sekuat tenaga
memberikan yang terbaik. Walaupun dia belum tentu memiliki perasaan yang sama
terhadap saya. Tapi saya terus berdoa agar Allah memberikan jalan dan
kesempatan untuk saya menjadi pendamping hidupnya kelak.
Untuk saat ini, tak banyak yang saya
tuntut. Uas didepan mata sudah menanti dengan harapan yang sama yaitu bisa
lulus dengan nilai minimal B, proyek yang masih belum terselesaikan, latihan
yang rutin dilakukan, proker himpunan yang belum ditaklukkan, dll. Ada sebuah
ketakutan yang saya rasakan. Mungkin ini akibat saya yang melalaikan perintah
Allah. Ada sebuah hadits yang sangat memberikanku pelajaran sekaligus memberikan
peringatan keras. Beginilah bunyi hadits tersebut.
“Barang siapa bangun di pagi dan hanya dunia yang dipikirannya, sehingga ia seolah tidak melihat hak Allah dalam dirinya. Maka Allah akan tanamkan 4 penyakit:1. Kebingungan dan kesedihan yang tiada putusnya.2. Kesibukkan yang tidak ada habisnya.3. Kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi.4. Dan khayalan yang tidak pernah sampai.” (HR. Thabrani)
Ini menjadi renungan bagi saya pribadi, juga
menjadi bahan evaluasi serta introspeksi diri dengan apa saja yang telah saya
lakukan dan terjadi kepada saya. Bisa jadi kesibukkan yang saya alami adalah
buah karena saya melupakan Allah, atau juga banyak kebutuhan saya yang tidak
terpenuhi karena saya banyak melalaikan perintah Allah. “Ya Allah janganlah
engkau tutup mata hati hamba dari segala nikmat-MU, jadikanlah setiap waktu
yang hamba miliki adalah ibadah juga aktifitas yang bermanfaat bagi hidup hamba
kelak.”