Alhamdulillah..syukur
ku ucapkan kepada Allah atas nikmat hidup yang DIA berikan kepada hambanya
seperti aku ini. Nikmat usia yang sungguh luar biasa rasanya tak dapat
dibandingkan dengan apapun, apalagi nikmat kesempatan dapat berjumpa lagi
dengan bulan suci Ramadhan. Raja dari segala bulan dan obat dari sepanjang
tahun. Mungkin diantara kita semua sudah mengetahui beberapa bahkan banyak
keutamaan dari bulan Ramadhan ini. Mulai dari setiap nafas kita adalah tasbih,
tidur kita adalah ibadah dan semua ibadah yang dilakukan pada bulan ramadhan
akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Dan kita semua tahu bahwa di bulan
suci ramdhan itu terdapat malam yang lebih mulia dari seribu bulan, bila mana
kita beribadah di malam tersebut maka sungguh balasan yang luar biasa dari
Allah bagi yang menjalankannya.
Bagiku ramadhan mempunyai esensi
khusus. Bagiku ramadhan adalah sebuah bulan untuk melatih diri, dimana pada
masa latihan inilah kita mendapat banyak keuntungan. Dari mulai berpuasa
menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga terbenam matahari, bukan
semata-mata mengosongkan perut dan mengurangi asupan mineral dan nutrisi,
melainkan membiasakan diri dalam keadaan
lapar. Karena dengan lapar maka nafsu dan emosi kita juga akan berkurang, nafsu
syahwat kita apalagi. Maka berawal dengan tidak makan dan minum kita
mendapatkan banyak manfaat. Mungkin ketika kecil masalah terbesar kita dalam
berpuasa adalah menahan lapar dan dahaga, namun realitanya ketika kita beranjak
puber hingga remaja seperti sekarang ini tantangan terberatnya adalah menahan
diri dari hawa nafsu, baik itu nafsu syahwat, nafsu emosi, juga menahan indra
yang kita miliki dari hal-hal yang tidak sebaiknya kita terima. Seperti menjaga
mata dari pemandangan yang negative, menjaga telinga dari ucapan yang tidak
baik (ghibbah,fitnah,dll), menjaga
tangan dari sentuhan yang dilarang. Maka hal-hal tadi lah yang sebenarnya lebih
sulit menjaganya dibanding menjaga diri dari lapar dan dahaga.
Ramadhan adalah tambang emas yang
tidak akan pernah habis. Semangat untuk terus beribadah selama ramadhan dapat
tetap terjaga apinya tetap menyala hingga akhir ramadhan, walaupun terang redup
api menyala. Karena Syaitan dibelenggu selama ramadhan, yang mengganggu dan
menghalangi kita untuk tetap beribadah adalah rasa malas kita sendiri. Itulah
yang sebenarnya harus kita lawan. Musuh terberat yang kita miliki adalah
melawan rasa malas diri kita sendiri. Sulitnya untuk melangkahkan kaki ke
mesjid untuk shalat berjamaah dan memilih tidur dengan beralasan bahwa selama
ramadhan tidur merupakan ibadah adalah alasan klasik yang sering aku dengar
bahkan aku alami sendiri. Secara logika kalau di ibaratkan ramadhan adalah
tambang emas yang tak pernah habis, maka dengan waktu yang kita miliki,tenaga
yang kita punya, kesempatan yang ada kita akan menggarap tambang emas itu
menjadi tumpukkan emas pahala bagi bekal kita kelak di akhirat. Bila waktu yang
ada disia-siakan maka merugilah kita.
1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( Q.S Al-Ashr : 1-3 )
Pada ramadhan ini banyak sekali
harapan dan cita-cita yang ingin kucapai. Mulai dari meningkatkan kualitas diri
terhadap Allah menjadi lebih baik, meningatkan kapasitas ilmu yang dimiliki
dengan tsaqofah-tsaqofah islam,
menghatamkan al-quran, dll. Walaupun aktifitas shaum ini beriringan dengan aktifitas regular seperti biasa, saya harus tetap bisa menjaga kondisi.
Mungkin akan terasa seperti bulan-bulan yang lain mungkin hanya suasananya saja
yang berbeda. Kalaupun boleh membandingkan dari segi menahan lapar dan dahaga,
lebih ringan menjalankan shaum di luar
ramadhan dibanding di bulan ramadhan karena suasana ramadhan itu akan banyak
terlihat orang-orang yang lemas dan kurang bersemangat, jadi pembawaan kepada
diri kitanya juga menjadi lemas dan lunglai. Sebenarnya ada banyak hal yang
ingin sekali saya bagikan lewat tulisan ini. Mungkin untuk tulisan ini hanya
sebatas sampai disini dulu saja, nanti kita lanjutkan dengan cerita selanjutnya
di perjalanan ramadhan kali ini. Mohon di maklum karena aktiftas menulis itu
tidak bisa dilepaskan dari yang namanya mood.
Semoga Allah melancarkan segala ibadah kita di bulan ramadhan kali ini, dan
semoga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar