Keputusanku
membawaku ke suatu tempat yang memang seharusnya aku datangi. Suatu tempat yang
bisa membebaskan kami sejenak dari rutinitas yang memberatkan pikiran. Sebuah
tempat yang mampu meng install ulang
isi pikiran sehingga kembali fresh.
Pantai bukanlah sebuah opsi yang buruk, walaupun resikonya adalah kulit menjadi
lebih gelap tapi kita tidak memperdulikannya.
Perjalanan dimulai sejak rabu malam.
Kami mempersiapkan diri untuk dapat berangkat sepagi mungkin agar sampai ke
pantai sawarna secepat mungkin. Mengingat jarak yang cukup jauh dan perjalanan
yang memakan waktu lama. Kami memutuskan bahwa kampus menjadi titik start keberangkatan kita. Beberapa
diantara kami memutuskan untuk bermalam dikampus, karna khawatir tidak bisa
bangun pagi dan juga ada yang rumahnya jauh dari kampus. Semua mempersiapkannya
dengan baik. Mulai dari pakaiana ganti, peralatan mandi, kacamata, topi, serta
perlengkapan penunjang sudah tertata rapih didalam tas besar yang dibawa
masing-masing.
Akhirnya jam 5 pagi semua sudah
berkumpul. Walaupun meleset dari jadwal yang direncanakan, kami tetap semangat.
Kami ber-12 orang siap berangkat dengan tas-tas besar bawaan dan juga wajah
yang berseri-seri. Kami mencoba mengabsen diri sebelum berangkat, khawatir ada
yang tertinggal dan lebih khawatir lagi kalo bertambah. Aku (Tahe) ; Faisallu ;
Fei ; Abdul ; Ridha ; Kadek ; Sube ; Dimas ; Irsyad ; Mbak Zeda ; Mbak Aya ;
dan birdita sudah fix dalam komposisi liburan kali ini. Kami pergi menggunakan
2 buah mobil yang bermerk sama hanya beda warna saja. Karna jumlahnya genap dan
juga pas, kita membaginya rata menjadi 6 orang di mobil 1 dan 6 orang di mobil
2. Komposisi di dalam mobil 1 adalah : Sube ; Mbak Zeda ; Fei ; Ridha ; Abdul ;
dan aku. Sedangkan di mobil 2 adalah ; Dimas ; Birdita ; Irsyad ; Mbak Aya ;
Faisallu ; dan Kadek.
Setiap jalanan yang kita lewati kita
isi dengan canda dan tawa. Ada yang asyik bernyanyi mengikuti alunan lagu dari
MP3 yang sedang diputar, ada yang tertidur pulas, ada juga yang hanya berdiam
diri dan sangat menikmati pemandangan disamping jalan. Bermacam ekpresi diantara
kita semua, namun satu persamaan yang
bisa terlihat diwajah kita semua, adalah kesenangan dan senyum yang terus
bersinar. Melewati Padalarang – Cianjur – Sukabumi – Pelabuhan Ratu membuat
kita merasa lelah hingga memutuskan untuk berhenti di beberapa titik. Sekedar
untuk buang air, juga mengisi perut yang lapar dan tenggorokan yang dahaga,
sekedar untuk merilex kan otot-otot yang pegal kami berhenti.
Pantai pelabuhan ratu sudah nampak
diluar kaca mobil kami. Biru air dan biru langit berpadu serasi dan terlihat
tanpa celah. Ombak silih berganti berlarian menepi ke pantai. Angin berhembus
cukup kencang membuat pohon kelapa seolah menyapa kadatangan kami dengan salam
hangat dan lambaian tangan yang tiada henti. Tak henti-hentinya aku mengucap subhanallah dan syukur atas apa yang
Allah ciptakan di bumi ini. Allah menciptakannya sempurna dan semuanya teratur
dalam suatu hukum alam dengan segala kompleksitasnya. Rasa kagumku tak berhenti
sampai disitu, ketika kami memutuskan untuk berhenti ditepi jalan yang dari
titik tersebut akan terlihat sebuah pemandangan yag luar biasa. Birunya laut
dan langit yang berpadu serasi di hiasi oleh putihnya awan yang menggantung
juga kapal-kapal nelayan yang terlihat begitu kecil bagaikan semut yang
bersandar di pinggir laut, Pegunungan yang berdiri gagah dengan diselimuti oleh
pepohonan hijau menutupi sebagian pemandangan kami. Mereka seperti berbagi
keceriaan dan kesenangan kepada kami. Sebagian menyuguhkan keindahan lewat
warna dan sebagian lainya memberikan bentuk yang luar biasa. Sehingga tak sadar
mulutku terus menganga dan lirih menyanyikan sebuah lirik lagu dari seorang
penyanyi cilik. Sambil menikmati pemandangan mulutku terus bernyanyi “Langit
biru, awan putih, terbentang indah lukisan yang kuasa; Oh sungguh senangnya
lintasi bumi ; Oh indahnya dunia”.
Akhrnya kita sampai juga ditempat
tujuan. Sebelum menuju penginapan, kami disambut ramah oleh ibu pemilik
penginapan. Namanya ibu Clara, itu bukan nama aslinya, Clara adalah nama anak
perempuannya, biar mudah kami menyebutnya ibu Clara saja. Beristirahat sejenak
dirumahnya. Selagi menarik nafas panjang kami makan siang bersama yang sudah
dipersiapkan ibu Clara. Sambil makan sambil. Walaupun wajah kami kumal, berminyak dan lelah namun kami selalu
tersenyum dan tertawa.
Sebelum sampai ke penginapan kami
harus berjalan kurang lebih 300 meter. Jaraknya cukup jauh, dan cukup membuat
kita engos-engosan dan bercucuran keringat karna kepanasan. Yang membuat aku
senang dan seru adalah ketika kami harus melewati jembatan yang dibawahnya
melintas aliran air sungai menuju laut. Yang serunya adalah jembatan tersebut
adalah jembatan gantung yang terbuat dari kayu sebagai pijakan kaki kita yang
diikat oleh kawat baja di pinggir-pinggirnya dan terhubung dari ujung ke ujung.
Sebuah pengalaman luar biasa, dan sensasi berada diatasnya pun luar biasa.
Semakin kita mempercepat langkah kita, maka jembatan itu akan bergoyang semakin
kuat. Rasanya itu seperti berjalan diatas jembatan goyang.Ahaha… .
Sesampainya dipenginapan, kami semua melepas
lelah dengan merebahkan badan disetiap ruang kosong. Ada yang diatas kasur, ada
diatas saung kecil, ada juga yang diatas ayunan yang berada diantara dua pohon.
Semuanya terlelap dalam kibasan angin pesawahan yang membelai tubuh kami begitu
halus. Sejenak kami terbawa ke alam bawah sadar. Semuanya gelap, terasa sejuk,
terdengar suara angin yang berlarian bergantian arah, dan tubuhku terus
bergoyang diatas ayunan.
Sore hari, pantai menjadi tujuan utama
kami. Semuanya begitu bersemangat, Ada yang ingin sekali berenang seperti
irsyad. Dan kami semua berubah tampilan menjadi seperti anak pantai yang siap
bermain air dan pasir di pinggiran sana. Jarak menuju pantai tak begitu jauh,
kurang lebih 200 meter dari penginapan. Setelah sampai dipantai, semuanya
buyar, semua spekulasi tentang gambaran suasana disana terjawab sudah dengan
apa yang kami lihat dihadapan kami. Kami semua berlarian menuju air dan
berenang kegirang disana. Saling melempar pasir kebadan, saling berlarian
dikejar ombak. Terjatuh, tenggelam dalam air dan merasakan asinya air laut,
membuat kami begitu dekat, tertawa kegirangan bersama, mengabadikan moment
berharga ini dalam bidikan lensa kamera, saling bergaya, saling bercanda, dan
saling berebut untuk minta di foto. Membuat lengkap perjalan liburan kami di
pantai sawarna ini. Foto ini menjadi bukti kalau kami pernah datang ke tempat
ini dan menuliskan cerita ceria, cerita cinta, dan cerita kebersamaan diantara
kami.
Senjapun tiba, dimulai ketika matahari
memutuskan diri untuk menjauh dan menghentikan asupan sinarnya untuk sementara.
Kamipun pulang menuju penginapan dan mandi. Setelah mandi, kami berkumpul di
depan penginapan untuk makan malam bersama. Lelah akibat bermain di pantai
membuat kami semua begitu lahap menyantap makanan yang telah disediakan bu
clara lewat penjaga penginapan. Oh iya, selama dipenginapan kami ditemani oleh
mas-mas yang ditugasi oleh bu clara untuk menjaga penginapan. Dialah orang yang
selalu menyiapkan makanan untuk kami dari makan pagi, siang dan malam. Mas-mas
itu juga sering memberikan informasi yang berharga kepada kami seputar pantai
sawarna ini. Akhirnya malam jumat itupun
menjadi sangat panjang dan bermakna, walaupun sebenarnya aku suduh
terlebih dulu menuju alam bawah sadar
dan menikmati indahnya mimpi. Namun sayup-sayup terdengar diluar sana suara
faisallu, sube, fei, ridha yang sedang asyik main kartu. Aku tetap tak tergoda
untuk bergabung bersama mereka, karena mata ini tidak memberikan toleransi
sedikitpun untuk aku ajak menikmati malam bersama.
Hari kedua tak jauh berbeda dari
sebelumnya. Walupun hiburan kami hanya pantai, tapi kami tidak merasa bosan.
Kita berenang, bermain air, berlarian di pinggir pantai, bermain bola, saling
melempar pasir, berfoto menjadi aktifitas kami disana. Berjalan-jalan menyusuri
pinggir pantai menuju suatu objek wisata baru yaitu Tanjung layar disebelah
barat pantai sawarna. Sayangnya aku tidak ikut berpetualang bersama fei, ridha,
faisallu, abdul dan kadek. Mereka lebih duluan menuju kesana dan mendapati
beberapa tempat baru yang luar biasa, itu terlihat dari cerita mereka yang
begitu semangat dan dimata mereka nampak sebuah pemandangan yang indah walaupun
aku tidak merasakan secara langsung namun pikiranku sudah menerawang jauh
kesana dari apa saja ilustrasi yang diceritakan oleh mereka. Hari kedua ini
tepatnya har jumat membawa kita lebih sering berlama-lama dipantai ketimbang di
penginapan. Setelah menikmati birunya langit dan indahnya sunset. Kami juga penasaran dengan suasana pantai dimalam hari. Aku,
sube, ridha, fei, kadek, abdul, faisallu memutuskan untuk menuju pantai dimalam
hari. Walaupun aku merasa khawatir dengan beberapa cerita menyeramkan, namun
rasa penasaran dan ajakan mereka membuat rasa khawatir itu hilang. Dan
ternyata, malam hari tidak kalah dari siang hari. Angin malam begitu erat
memeluk tubuh kami dan suara ombak yang silih berganti menepi menjadi backsound obrolan kami malam itu. Dan
semuanya terjaga dalam tidur mereka masing-masing beserta mimpi indahnya
dibawah gelapnya malam dan senyum rembulan.
Sabtu pagi, terdengar suara bising
diluar sana. Suara orang-orang yang mengobrol dan suara langkah kaki mereka.
Karena sabtu ini merupakan libur nasional, orang-orang mulai berdatangan menuju
pantai sawarna. Ada yang menggunakan motor, mobil pribadi, juga ada yang
menyewa minibus seperti kopaja. Dan penginapan kamipun mulai ramai dengan para
tamu baru yang mengisi pondok lainnya yang ada di komplek penginapan kami.
Terdengar berisik suara dari abdul yang membangunkan kami dan terus berteriak
“Woyyy,,,hudang euy.. rek ningali sunsrise moal? Kaburu beurang engke sunrisena
euweuh “(Woyy..bangun..mau pada liat sunrise gak? Nanti keburu siang trus
sunrisenya hilang)”. Hanya beberapa diantara kami yang terbangun dan berjalan
menuju pantai sisanya tak bisa diharapkan untuk bangun. Walaupun kami dipantai
tidak menemukan sunrise karena tertutup oleh bukit tapi kita tetap menikmati
pagi hari di pantai yang diguyur hujan rintik-rintik. Akhirnya kamipun kembali
kepenginapan.
Untuk terakhir kalinya kita memutuskan
untuk berenang lagi kepantai sebelum kita pulang nanti siang. Aku kebingungan
memilih pakaian, karena semua pakaianku sudah basah dan penuh pasir. Tapi tidak
apalah menggunakan pakaian yang sama, toh nantinya juga dicuci bersih lagi kan.
Pantai disaat itu seperti tidak biasanya, pantai ramai oleh orang-orang yang
terus berdatangan. Namun kami semua tetap menikmati pantai ini dan seperti
biasa kami berenang dan bermain air. Waktu telah menunjukkan pukul 11.30
kamipun pulang ke penginapan dan mandi. Setelah mandi tidak lupa semua
perlengkapan yang kami bawa dibereskan dan dimasukkan kedalam tas. Dan siap
untuk pulang. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, kamipun berpamitan
kepada si mas-mas penjaga penginapan yang begitu setia melayani kita.
Tidak
lupa juga kepada ibu clara yang sudah menyiapkan penginapan dan makanan dan
rela untuk kami tempati dan kami makan. Terima kasih juga kepada pantai sawarna
yang sudah rela menemani kami selama liburan dan berbagi keindahan untuk bisa
kami nikmati bersama dan juga rela sebagian darinya kami abadikan dalam bentuk
foto. Terima kasih juga kepada sawah yang membentang luas nan hijau, Terima
kasih juga kepada warga masyarakat disana yang begitu ramah dan mahal menekuk
harga minuman botol menjadi 7 ribu rupiah. Terima kasih juga kepada jembatan
gantung yang sudah rela punggungmu kami injak dan ikhlas berbagi kekuatan untuk
kami agar bisa saling menguatkan diantara kami. Terima kasih semuanya. Terima
kasih kepada Sube; abdul; ridha; faisallu; kadek; dimas; irsyad; fei; mbak
zeda; mbak aya; dan birdita yang mewarnai liburanku kali ini. Kalian akan
menjadi keluargaku yang akan selalu aku rindukan di masa depan. Banyak cerita
yang kita torehkan atas perbuatan konyol kita, dan aku yakin cerita yang kita
torehkan akan terus lucu dan membuat kita terpingkal-pingkal tertawa saat kita
ceritakan lagi di masa depan. Semoga ini tidak menjadi liburan pertama dan
terakhir kita. Masih banyak tempat indah yang harus kita kunjungi. Mereka
menunggu kita untuk kita menorehkan cerita bersama mereka dan mengabadikannya
lewat berfoto bersama. Inilah kami lab.metalurgi yang selalu ceria dan penuh
tawa.
|
On The Way Mobil 1 (From L-R : Sube,Fei,Saya,Ridha,Mbak Zeda,Abdul (hide)) |
|
Di Penginapan |
|
Karang Bokor |
|
Bermain Air Bersama |
|
Meluncur (Sube) |
|
Belum ada judul |
|
You know what i mean |
|
Blue Sea and Blue Sky |
|
Jejak cerita |
|
Makan siang bersama |
|
Jembatan Goyang |
|
Keluarga Besar Lab. Metal (From L-R : Fei,Saya,Dimas,Birdita,Mbak Zeda,Sube,Irsyad,Mbak Aya,Abdul,Faisallu,Ridha) |
|
Under The Sunset |
|
Habis Gelap Terbitlah Terang |
|
When we together |
|
Hard Day's Night |
|
Laugh |
|
Highway to the beach |
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar