Rabu, 17 Oktober 2012

Dihantam Baja dan Beton

              Haaaaaaaah…huuuuuuh…Akhirnya aku bisa bernafas lega dan bisa leluasa menarik oksigen sebanyak-banyaknya setelah semingggu kemarin seperti di cekik oleh kuntilanak dan genderuwo yang menyeramkan.Tapi ini bukan dalam konotasi yang sebenarnya melainkan sebuah Ilustrasi dari aktifitasku seminggu kemarin yang begitu menyeramkan hingga membuat aku tidak bisa tidur dan tidak ada waktu untuk tidur.
          Menjadi sebuah pertanyaan besar adalah kenapa dua jadwal kegiatanku bisa bertemu pada waktu yang bersamaan?dan yang bikin repot nya adalah kedua-duanya menuntut untuk dipenuhi.Pertama,adalah adanya acara kunjungan industry ke luar kota pada tengah pekan dan di akhir pekannya praktikum kuliah.Kedua,adalah masih pada waktu yang bersamaan namun lain urusan yaitu latihan marching band yang padat karena pada akhir pekan yaitu hari sabtu akan ada perlombaan yang kita (unit marching band) ikuti.Nah…kebayangkan gimana padetnya?mungkin bagi sebagian orang masih terdengar biasa aja,,,,tapi ijinkan saya menjelaskan apa saja yang memberatkannya.
          Pertama mengenai jadwal kunjungan industry memang tidak terlalu membebani pikiran tapi ini justru membantu meringankan beban saya,karena ada waktu untuk refreshing bermain ke luar kota bersama teman-teman kampus.Namun yang sangat membebani adalah praktikum,tanpa maksud untuk menyalahkan praktium saya berkata seperti ini.Saya cuma ingin jujur bercerita.Adalah tugas gambar teknik yang harus dikumpulkan pada saat praktikum.Kita semua tau kalo menggambar itu membutuhkan banyak waktu apalagi menggambarnya di kertas berukuran A1,yeah keren kan,tapi saya senang.Terus lagi setiap praktikum praktikan wajib membuat tugas pendahuluan yang proses pengerjaannya menggunakan mesin tik manual.Dan soal dari tugas pendahuluan itu keluar 12 jam sebelum praktikum dimulai jadi kalo praktikumnya sabtu pagi maka soal tugas pendahuluan keluar sore sekitar jam 5 pada hari jumatnya,dan secara tidak langsung itu memaksa saya dan praktikan yang lainnya bekerja lembur bahkan begadang.Terus pertanyaannya gimana dengan latihan marching band?yang kataya mau kejuaraan?Semua jadwal latihan bentrok dengan jadwal mengerjakan tugas.Kalo sudah begini pastinya ada yang harus dikorbankan.
          Namun yang dikorbankan bukanlah diantara kedua kegiatan tsbt.Mana mungkin saya bisa mengorbankan praktikum yang bila saya absen 1x saja maka index nilai menjadi E atau mengorbankan marching band yang sudah sebulan sebelumnya saya latihan tiap hari dan saya memang bertekad untuk ikut dalam kejuaraan.Yang satu merupakan kewajiban dan penghargaan saya terhadap perjuangan kedua orang tua dalam menyekolahkan saya ke tingkat universitas dan yang satu lagi adalah hobi yang mungkin hampir 1/3 hidup saya sudah saya berikan pada kegiatan tersebut.Jalan keluarnya adalah saya mengorbankan diri saya sendiri yaitu :
1.  Mengorbankan waktu tidur saya,4-5 jam bahkan 6 jam dari 7 jam waktu tidur yang saya punya.
2.    Mengorbankan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas kuliah yang lain
3.    Mengorbankan untuk mengerjakan laporan pertanggungjawaban acara himpunan.
4.    Mengorbankan untuk tidak hadir dalam kumpul himpunan.
5.    Mengorbankan untuk tidak hadir dalam halqah pengajian.
6.    Mengorbankan waktu untuk berinteraksi dengan teman-teman.
Yah,memang sebuah harga pengorbanan yang sebanding dengan urgensi nya praktikum dan perlombaan marching band.Tapi yang membuat saya bimbang dan khawatir adalah waktu tidur saya yang berkurang.Saya takut kondisi badan saya nge-drop,dan nantinya saya jatuh sakit,tapi solusi lainnya adalah dengan mengakalinya yaitu dengan makan yang banyak.
          Mungkin sebagian orang yang dekat dengan saya melihat saya stress dan tegang,tidak sedikit juga dari mereka yang ikut prihatin dan banyak juga yang menawarkan bantuan agar setidaknya beban saya bisa berkurang.Namun kegiatan ini tidak bisa saya bagikan agar bisa ringan,kegiatan ini menuntut saya yang harus menjadi aktornya dan yang harus diingat adalah bukan hasil yang menjadi prioritas melainkan proses yang harus saya lewati untuk menyelesaikanyna.Contohnya latihan marching band,tidak mungkin kalo saya meninggalkannya dan mencari pengganti.Saya harus terlibat aktif dalam latihan agar target dapat terpenuhi.
          Semingu kemaren memang sangat berat tapi saya mencoba sabar dan mengahdapinya dengan kepala dingin.Rasanya badan ini seperti dihantam baja dan beton yang kita tahu dua-duanya itu sangat keras dan bisa membuat badan hancur.Tapi badai itu sudah pergi dengan perlahan,sekarang telah nampak cahaya matahari yang menyambut pagi cerahku untuk beraktifitas normal lagi.Saya selalu berdoa kepada Alloh agar bisa dilancarkan dalam segala urusan dan saya percaya pada perkataan Alloh bahwa “sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”.Banyak pelajaran dan hikmah berharga yang bisa saya petik salah satunya adalah sabar dan tawakal dalam menghadapi masalah,berharganya waktu dan pentingnya management waktu.Melalui tulisan ini saya sampaikan berita kemenangan saya dalam pertempuran minggu kemarin.Sekarang tinggalah saya bersyukur dan terus bersyukur kepada Alloh atas pertolonganNYA terhadap saya pada saat datang waktu sempit.
Baca SelengkapnyaDihantam Baja dan Beton