Sudah sejauh apa saya melangkah? Dan sudah sejauh apa saya
bergerak? Tidak ada yang pasti, namun semua menjadi terasa begitu melelahkan.
Mungkin butuh istirahat? Namun itu sering kulakukan setiap merasakannya. Mungkin
jenuh? Atau butuh hiburan ? itu juga sering dilakukan bahkan dengan intensitas
yang cukup sering Atau mungkin tidak fokus dan terlalu banyak hal yang
dipegang? Padahal tahun kemaren sama seperti itu, tapi bisa oke-oke aja.
Mungkin ada yang hilang di diri kamu? Yah bisa jadi.
Kalau lihat KSM
rasanya bukan junior atau maba tapi udah masuk ke ranah senior bahkan veteran.
Idealnya seperti hukum padi semakin merunduk semakin berisi. Namun yang terjadi
adalah semakin merunduk semakin bermalas-malasan. Apakah ini kehidupan yang
dulu saya rencanakan dan desain dalam imajinasi? Rasanya tidak, bukan seperti
ini yang saya rencanakan dan harapkan.
Ada hal yang
terasa sangat hilang pada diri saya terutama jiwa. Sebuah nyawa yang
menggerakan raga sehingga semua pergerakan begitu terasa berarti kini hanya
sebuah kumpulan aktifitas melelahkan tanpa makna dan tanpa kebahagiaan. Untuk
siapa saya hidup? Apa yang saya cari dalam hidup? Semua akan terasa sia-sia
tanpa jiwa. Tanpa ruh yang menggerakan hati dan pikiran. Semua akan terasa anti
klimaks.
Termasuk dalam
perkuliahan yang menginjak semester sewindu. Yang seharusnya pada saat inilah
performa terbaik yang ditunjukkan, pada saat inilah fokus tingkat tinggi
dilakukan, pada saat inilah doa yang terus dipanjatkan, ibadah yang terus
dilakukan, membaca dan berlatih yang intens dikerjakan malah nihil. Sangat
kontras dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Mungkinkah habis terang
terbitlah gelap? Atau habis klimaks terbitlah anti klimaks? No one know.
Saya hanya bisa
berharap kepada zat yang maha segalanya, yang kuasa mengubah keadaan hati
hambanya, dan mengubah segala hal yang akan terjadi didepannya. Sungguh, saya
sangat tidak ingin ini berakhir anti klimaks. Ya Allah, mungkin hamba adalah
orang yang paling tidak tahu diuntung dan tidak tahu terima kasih, ketika hamba
merasa kuat dengan uang dan kebahagiaan semua, hamba lupa kepadamu, namun hamba
sungguh sangat lemah, kau hanya mengujiki dengan hal yang kecil saja itu sudah
membuat saya lupa, engkau memang maha pengasih dan maha penyayang, disaat hamba
telah jauh keluar dari jalan yang seharusnya hamba lewati engkau selalu
mempunyai cara untuk mengembalikanku.