Senin, 30 Juni 2014

I'm Nothing Without Them


Selalu pikiran ini didera oleh kebingungan, dan ini sering terjadi. Bukan soal pilihan hidup namun lebih kepada sikap dan cara saya bersosialisasi dengan orang lain, terutama mengenai hubungan dan komunikasi dengan orang lain (dalam hal ini bukan pacaran). Mungkin ini sebuah karma yang harus saya terima atau hukum alam yang harusnya terjadi. Resiko juga sih, salah siapa memilih banyak komitmen sehingga banyak tanggung jawab yang harus saya pikul dan akhirnya cape sendiri juga.
          Saya hanya punya satu otak dengan milyaran pikiran dan ingatan tentang kehidupan. Serba salah juga sih menjadi orang dengan tipikal seperti ini, mungkin belum ketemu aja cara yang tepat. Selalu merasa hidup sepi dan bosen bila sedikit kegiatan yang dilakukan, namun selalu merasa keberatan bila banyak kegiatan, memang membingungkan. Dan kalau sudah seperti ini kualitas hubungan sosial saya dengan orang lain menjadi memburuk. Bisa dengan orang tua, saudara, sahabat, teman kampus, teman main, dll. Seolah semuanya saling bertabrakan, setiap elemen memiliki tuntutan tertentu. Jangan pikirkan tentang diriku sendiri! Saya hanya selalu memikirkan tentang persepsi orang lain terhadap diri saya, apakah saya baik di mata mereka ataukah buruk? Dan saya sangat membenci perasaan seperti ini. Tidakkah ada hal lain yang lebih penting dan bermanfaat untuk dipikirkan? Selain kekhawatiran saya terhadap persepsi mereka kepada saya yang buruk.
          Ditambah dengan semester yang cukup membuat saya ketar ketir, sehingga banyak hal yang terabaikan hanya demi 2 sks yang mungkin tidak seberapa. Saat itu hubungan dengan orang tua menjadi kurang baik karena jarang sekali saya pulang dan tidur di rumah, ditambah dengan selalu tidak sempatnya saya mengabari mereka kabar saya di luar rumah. Lalu bagaimana dengan orang lain? Jangan ditanya. Saya sering absen rapat dan beberapa kegiatan di kampus juga sering absen mengikuti latihan marching band rutin, sehingga sering menimbulkan banyak pertanyaan dan image kurang baik dari teman-teman. Seolah-olah saya ini manusia super sibuk, padahal emang iya. Dan yang paling saya sesalkan adalah hubungan saya dengan teh emphi yang saya pikir menjadi kurang baik.
          Semua berawal dari saya yang selalu tidak dapat menyempatkan sedikit waktu untuk memelihara komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Dan jadi rugi sendiri akibat perilaku sendiri. Sejujurnya saya merasa sangat malu dengan apa yang sering orang lain laukan terhadap saya. Mereka sering membantu saya, memberikan saya sesuatu yang bermanfaat buat saya, selalu mendengarkan keluhan saya, selalu mau meberikan saran dan masukan setiap saya minta. Namun apa yang saya lakukan terhadap mereka tidak sebanding, terlalu banyak saya berhutang kepada orang-orang disekitarku, bukan hanya hutang kebaikan lebih banyak kepada hutang budi. Saya terlalu egois dan mementingkan diri sendiri dan terlalu obsesif akan semua cita-cita yang saya impikan. Padahal sesungguhnya “im nothing without them”.
          Bersabar sepertinya adalah jawaban yang paling bijak, walaupun ucapan permintaan maaf saya sangat tak berarti lagi. Pelajaran berharga untuk saya juga supaya untuk lebih bersabar akan obsesi dan selalu membina hubungan yang baik dengan orang-orang disekitarku, terutama kepada orang-orang yang mempunyai keyakinan terhadap diriku.
Baca SelengkapnyaI'm Nothing Without Them